Stylo Indonesia - Kekerasan seksual mengerikan dialami seorang perempuan Prancis bernama Gisele Pelicot.
Gisele menjadi korban kekerasan seksual oleh suaminya sendiri, Dominique Pelicot, selama lebih dari satu dekade.
Dominique Pelicot (71) tak hanya mengaku melakukan kekerasan seksual pada istrinya, tetapi juga memfasilitasi puluhan pria lain untuk melakukan hal yang sama.
Sekitar 72 pria dikatakan terlibat dalam kekerasan seksual ini, dan kini Dominique Pelicot bersama 50 orang lainnya diadili atas tuduhan mengerikan ini.
Dalam persidangan, beberapa dari para pelaku bahkan telah mengaku bersalah, sementara yang lain terus berkelit dari tanggung jawab mereka.
Baca Juga: Kekerasan Seksual Tak Ditanggung BPJS, Ini Daftar 21 Pengobatan yang Tak Dicover BPJS Kesehatan
Gisele Pelicot Berjuang untuk Keadilan dan Kesadaran Publik
Meski memiliki pilihan untuk menjalani persidangan tertutup, Gisele dengan berani memutuskan untuk membuka kasusnya kepada publik.
Dia berjuang untuk para korban lain yang mungkin mengalami nasib serupa.
"Saya melakukan ini atas nama semua wanita yang dibius dan tidak mengetahuinya," ucapnya.
Ia tak ingin para korban lainnya terus hidup dalam bayang-bayang trauma tanpa suara.
Baca Juga: Alami 4 Jenis Kekerasan dalam Hubungan, Tanda Kamu Butuh Pertolongan!
Kejahatan Dominique Pelicot Terbongkar Setelah Bertahun-tahun
Penyiksaan Kasus ini mulai terbongkar pada November 2020 ketika polisi menangkap Dominique Pelicot karena mengambil foto tidak senonoh di sebuah supermarket.
Saat menyelidiki komputer milik Dominique Pelicot, polisi menemukan ribuan foto dan video mengerikan yang menunjukkan ia dan pria-pria lain melakukan kekerasan seksual pada istrinya yang tidak sadarkan diri.
Selama bertahun-tahun, Gisele mengalami kerontokan rambut, kehilangan ingatan, hingga penurunan berat badan drastis.
Ia takut mengidap penyakit serius, namun ternyata semua itu disebabkan oleh suaminya yang secara teratur meracuni dan membiusnya dengan obat-obatan seperti Temesta, yang berfungsi sebagai obat penenang.
Dominique Pelicot diketahui menggunakan forum online ilegal bernama "Tanpa Sepengetahuan Mereka" di sebuah situs -kini telah ditutup- untuk merekrut pria-pria yang ingin ikut serta dalam kejahatan bejat ini.
Dengan instruksi khusus untuk tidak memakai parfum atau merokok agar Gisèle tidak curiga, ia memastikan bahwa kejahatan ini berjalan mulus selama bertahun-tahun tanpa sepengetahuan sang istri.
Polisi juga menemukan anak perempuan mereka tanpa busana, di komputer Dominique.
Momen Mengerikan Saat Kebenaran Terungkap
Dalam persidangan, Gisele menggambarkan bagaimana ia merasa diperlakukan seperti "boneka kain."
Dia mengungkapkan bahwa sebelum mengetahui semua ini, ia berpikir bahwa hubungan dengan suaminya adalah hubungan yang kuat dan dekat.
Namun, kebenaran yang terungkap telah menghancurkan hidupnya. “Dunia saya hancur berantakan,” ucapnya penuh duka.
Kasus Ini Meningkatkan Kesadaran Akan Kekerasan Seksual
Kasus Pelicot menjadi simbol betapa mengerikannya kekerasan seksual di Prancis, dan mengingatkan kembali perjuangan yang belum selesai dalam gerakan #MeToo.
Setelah sempat terhenti, gerakan ini kembali menguat di tahun 2024 dengan banyak korban yang mulai angkat bicara.
Kasus Gisele Pelicot semakin memperkuat urgensi akan perlindungan hukum yang lebih baik bagi para korban kejahatan seksual.
Sidang ini masih berlangsung, dengan ancaman hukuman berat menunggu para terdakwa.
Gisele dan keluarganya berharap kasus ini bisa membawa keadilan bagi para korban kekerasan seksual di seluruh dunia, terutama bagi mereka yang takut untuk bersuara! (*)
Clara Ristiani
KOMENTAR