Dalam persidangan, Gisele menggambarkan bagaimana ia merasa diperlakukan seperti "boneka kain."
Dia mengungkapkan bahwa sebelum mengetahui semua ini, ia berpikir bahwa hubungan dengan suaminya adalah hubungan yang kuat dan dekat.
Namun, kebenaran yang terungkap telah menghancurkan hidupnya. “Dunia saya hancur berantakan,” ucapnya penuh duka.
Kasus Ini Meningkatkan Kesadaran Akan Kekerasan Seksual
Kasus Pelicot menjadi simbol betapa mengerikannya kekerasan seksual di Prancis, dan mengingatkan kembali perjuangan yang belum selesai dalam gerakan #MeToo.
Setelah sempat terhenti, gerakan ini kembali menguat di tahun 2024 dengan banyak korban yang mulai angkat bicara.
Kasus Gisele Pelicot semakin memperkuat urgensi akan perlindungan hukum yang lebih baik bagi para korban kejahatan seksual.
Sidang ini masih berlangsung, dengan ancaman hukuman berat menunggu para terdakwa.
Gisele dan keluarganya berharap kasus ini bisa membawa keadilan bagi para korban kekerasan seksual di seluruh dunia, terutama bagi mereka yang takut untuk bersuara! (*)
Clara Ristiani
Daftar Musisi Internasional yang Pernah Batal Konser di Indonesia, Nggak Cuma Dua Lipa
KOMENTAR