Salah satunya adalah tradisi dan tata cara makan budaya Minang, Makan Bajamba.
Makan Bajamba atau Makan Barapak merupakan warisan leluhur yang adalah bagian dari suatu tradisi yang menjadi petanda jati diri dan karakter dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Minang karena mengandung norma, aturan, nilai-nilai, hukum yang menjadi sistim dalam masyarakat.
Makan Bajamba adalah makan bersama dengan komunitas yang diadakan untuk melengkapi seluruh acara adat di Minangkabau, diantaranya Batagak Penghulu, Malam Ba’inai, pernikahan.
Tujuan Makan Bajamba adalah memupuk tali silaturahmi dan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat status, menyetarakan derajat, yang dalam petatah petitih Minangkabau diungkapkan, 'Duduak samo randah, Tagak samo tinggi'.
Makan Bajamba ini dilakukan di suatu ruangan besar terbuka dan di atas lapiak (tikar) sambil lesehan, piring-piring dan lauk pauknya di susun di sebuah jamba atau dulang.
Setelah piring yang berisikan berbagai macam lauk pauk di dalam dulang tersusun dengan bentuk yang mengerucut ke atas, maka setelah itu dulang ditutup dengan tudung saji yang terbuat dari anyaman daun enau, lalu di atasnya diditutupi dengan dalamak, kain bersulam benang emas, kain khas Minangkabau.
Setelah ditutup dengan kain inilah maka ia disebut Jamba. Jamba kemudian disusun dari ujung ruangan sampai ke ujung ruangan lagi.
Semua yang ikut di Makan Bajamba ini duduk berjejer dari ujung ke ujung ruangan menikmati sajian yang ada di depan mereka bersamasama.
Pada saat makan meski semua orang sama-sama duduk lesehan, ada sedikit perbedaan dalam tata cara duduk antara laki-laki dan perempuan, laki-laki duduk baselo (bersila) sedangkan perempuan duduk basimpuah (bersimpuh).
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR