Apa yang Denica temukan ternyata di luar dugaan, ada kenyataan yang tersembunyi dari mereka yang tinggal di kota besar.
Denica menyaksikan adanya eksploitasi perempuan dan bumi yang terjadi di balik pakaian yang kita kenakan setiap hari.
Tentunya temuan ini membuat Denica patah hati ketika dihadapkan dengan dampak sebenarnya di balik pilihan kita yang mungkin terkesan sederhana, membeli pakaian.
“Saya besar di Jakarta, jadi selama ini saya tidak pernah tahu ada perjalanan panjang di balik benda-benda yang kita gunakan setiap hari,” ujar Denica memulai cerita.
“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya menyadari bahwa pakaian tidak hanya muncul di toko-toko. Tapi ada jutaan perempuan yang mata pencahariannya bergantung padanya,” lanjutnya.
Denica menyaksikan secara langsung para ibu-ibu di daerah yang membuat kain dengan tangan, menggunakan teknik warisan yang dipelajari dari nenek moyang mereka.
Meski tampak indah, tak bisa dipungkiri bahwa ibu-ibu tersebut masih harus hidup di bawah garis kemiskinan.
Sebagai industri yang informal, tentunya mereka sulit mendapatkan akses yang dibutuhkan dan tidak dilindungi oleh peraturan hukum.
“Saat itulah saya menyadari bahwa ada hubungan yang terputus antara kita sebagai pelanggan dan bagaimana pakaian kita dibuat,” ungkap Denica.
“Ini yang mendorong saya untuk membangun jembatan, sebuah usaha sosial yang mengundang komunitas di seluruh dunia untuk menjadi bagian dari solusi beberapa masalah sosial dan lingkungan paling mendesak di dunia,” tambahnya.
Untuk Ibu dan Bumi
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Menghilangkan Lemak Secara Instan dengan Ekle’s Coolsculpting New Generation, Tertarik Mencoba?
KOMENTAR