"Awalnya BLZR.ID memang menciptakan blazer untuk memenuhi kebutuhan pasar akan busana kantoran, tetapi kemudian blazer berkembang menjadi baju yang dapat dipakai untuk berbagai kesempatan. Sejak itu, kami mulai mendesain blazer sebagai luaran yang lebih modis. Saat itulah kami melamar Ibu Susan yang sejak lama kami kagumi. Nekat sih", tambah Dennice Aulia selaku founder yang juga menangani desain dan produksi BLZR.ID.
Di sisi lain, Susan Budihardjo sebagai seorang pendidik tak henti-hentinya mengamati dan mencari bibit baru, baik di dalam Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo sekolah mode di bawah pimpinannya, maupun di luar sekolah.
Yang membuat Susan sebagai perancang mode kagum, BLZR.ID sudah berialan sembilan tahun meski hanya mengandalkan penjualan melalui media sosial seperti facebook dan instagram.
Hal baru bagi Susan untuk melihat dan mengamati tata cara keria desainer muda untuk dapat bertahan cukup lama.
“Saya tertarik karena mereka dapat bertahan sekian lama. Mereka masih sangat muda. Saya melihat desain BLZR.ID yang clean-cut juga sporty, dan masih dapat diolah lebih jauh. Ini tantangan besar untuk saya, karena untuk berkolaborasi artinya saya harus menekan ego saya sebagai fashion designer. Saya mendengarkan masukan mereka tentang daya jual," jelas
Susan tentang alasannya menerima tawaran kolaborasi dengan BLZR.ID.
Sinergi keduanya melahirkan 32 set total look busana yang tiap potongnya dimudahkan dengan konsep padu padan serasi dari desain yang bersenyawa. Kontribusi dan campur tangan keahlian Susan Budihardio pada desain BLZR.ID, mengayakan style tapa kehilangan kemurnian jati diri kedua kubu yang berkolaborasi itu.
KOLEKSI KAYA RUPA
Tajuk Sidik Jari dimaknai dari sudut pandang filosofis bahwasanya setiap orang memiliki gaya personal yang membuatnya menjadi ciri khas setiap orang selayakya sebuah sidik jari.
Di samping itu, koleksi perdana Sidik Jari jika dianalogikan sebagai rekam jejak bahwa BLZR.ID pernah berkesempatan bekerja sama dengan seorang pendidik andal dan desainer mode senior, Susan Budihardjo.
"Kami beruntung dapat berkolaborasi dengan Ibu Susan. Beliau berada di deretan depan sebagai perancang busana, dan berpengalaman selama 43 tahun sebagai pendidik yang telah melahirkan desainer-desainer papan atas Indonesia. Ini jaminan kualitas. Ibu tidak segan-segan 'turun tangan' memberikan tip menangani busana. Dari segi penciptaan, kami jadi faham pentingnya berani bergaya beda, membentuk selera pasar lewat tawaran ide-ide baru, dan menciptakan statement busana yang menjadikan DNA koleksi kami semakin tegas", ungkap Dennice Aulia menambahkan.
Maka dalam koleksi terlihat struktur busana yang tegas, keras dan tajam berkarakter maskulin, dipadu dengan sentuhan dan keindahan detail, bahan halus seperti tulle, bermain-main dengan pita, yang dapat mewakili elegansi wanita. Perpaduan unsur feminin - maskulin yang menjadi sebuah keselarasan.
KOMENTAR