Stylo Indonesia - Gaya hidup tidak sehat, kemudahan akses untuk mendapatkan makanan dan minuman serta kurangnya aktivitas fisik selama masa pandemi membuat banyak orang mengalami obesitas.
Sejumlah penelitian mengungkapkan hubungan antara obesitas dan risiko beragam penyakit tak menular (PTM) mulai dari diabetes, hipertensi, stroke hingga kanker.
Menjadi momok menyeramkan, perubahan pola pikir masyarakat terkait kualitas hidup akhirnya mendorong keinginan untuk hidup sehat, seimbang dan memiliki berat badan ideal.
Beragam metode mulai dari pola diet, penggunaan obat herbal maupun kimia, baik diminum maupun disuntikan, olahraga intens hingga bedak kosmetik tak jarang dipilih untuk mendapatkan berat badan ideal dengan cepat.
Sayangnya, cara tersebut tidak memberikan hasil yang optimal, bahkan berujung pada kenaikan berat badan melebihi berat badan sebelumnya.
Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, SubSp. BDig, dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah menjelaskan "Bedah bariatrik hadir sebagai opsi lebih efektif untuk menangani kasus obesitas. Dengan tingkat kesuksesan lebih tinggi, tindakan ini terbukti bermanfaat bagi pasien dengan komorbid diabetes, hipertensi, bahkan dapat mengurangi risiko gangguan jantung, ginjal, stroke hingga kanker."
"Namun, perlu diingat keseluruhan manfaat dari tindakan bariatrik dapat dicapai secara optimal jika didukung oleh komitmen dan konsistensi yang kuat dari pasien dalam mengubah gaya hidup mereka sepanjang usia," ujar dokter Peter.
Operasi bariatrik sendiri memiliki 3 jenis, di antaranya sleeve gastrectomy, Roux en Y gastric bypass dan single anastomosis duodeno-ileal bypass with sleeve gastrectomy (SADI).
"Bedah bariatrik sangat berbeda dengan bedak kosmetik seperti tummy tuck atau sedot lemak. Bedah bariatrik menangani akar persoalan dengan mengobati pasien obesitas dan penyakit penyertaannya. Hal ini membantu menghilangkan rasa lapar pasien, mengurangi kalori yang diserap tubuh. Sedangkan bedah kosmetik hanya bertindak memperbaiki penampilan tanpa menyentuh akar permasalahan," tambah dokter Peter.
Sebelum melakukan tindakan, pemeriksaan awal dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan jantung dan lainnya.
Begitu hasil didapatkan, pasien pun wajib berkonsultasi dengan beberapa dokter seperti dokter spesialis gizi klinik, dokter spesialis jantung dan penyakit dalam.
Pemeriksaan tersebut akan menentukan layak tidaknya seseorang menjalani bedah bariatrik dan menjadi faktor penentu tindakan bariatrik apa yang sesuai untuk dilakukan.
Pasien pun dihimbau untuk menjalani diet rendah kalori selama sekitar dua minggu sebelum tindakan.
Hal ini dilakukan untuk mengecilkan organ hati sehingga tidak menutupi lapang pandang ketika dilakukan tindakan bedah bariatrik.
Tindakan bedak briatrik sleeve gastrectomy pun dilakukan oleh Melly Goeslaw, penyanyi, penulis lagu dan selebriti untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
Operasi bariatrik yang dilakukan dengan teknik minimal invansive laparoskopi, memungkinkan nyeri yang dirasakan minim, risiko komplikasi pasca tindakan lebih rendah dan proses pemulihan lebih cepat.
Setelah 4 bulan pasca operasi, Melly Goeslaw melakukan penyesuaian gaya hidup seperti memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi, kini ia dapat beraktivitas dan bekerja tanpa keluhan berarti.(*)
Baca Juga: Treatment Noble Shape untuk Hancurkan Lemak, Bisa Bantu Pasien Obesitas yang Sulit Olahraga
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR