Keratin inilah yang memberikan kekuatan pada sel kulit, kuku dan rambut.
Saat sel-sel kulit ini mati dan luruh di dalam pori-pori, keratin dapat terkumpul dan terperangkap di dalam pori-pori, membentuk kista kecil, atau milium.
Jika terlihat sangat dekat dengan mata, dokter mungkin memerlukan keahlian dokter spesialis mata dalam merawatnya.
Namun, jika jarak aman dari mata, dokter mungkin merasa nyaman melakukan perawatan untuk menghilangkannya.
Penyebab utama milia di bawah mata bisa bermacam-macam.
Pada beberapa individu, mungkin dari trauma atau menjalani prosedur kosmetik.
Namun, tidak ada alasan yang jelas mengapa beberapa orang mendapat milia sementara yang lainnya tidak.
Milia sangat umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
Faktanya, mereka mempengaruhi sekitar 40-50% bayi baru lahir.
Sebuah studi pada tahun 2016 juga mencatat bahwa milia sangat umum terjadi pada perempuan yang lebih tua.
Baca Juga: Jangan Asal! Simak Tips Sederhana Atasi Milia Menurut Dermatolog
Beberapa orang mendapat milia setelah trauma pada kulit.
Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dapat mendapat milia setelah menggunakan obat topikal, seperti kortikosteroid.
Pemeriksaan visual biasanya cukup bagi dokter kulit untuk dapat mendiagnosis milia.
Jika seseorang memiliki banyak milia, dokter mungkin juga ingin memeriksa kondisi mendasar yang dapat menyebabkan milia. (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR