Kemudian digali lagi bagaimana nilai-nilai pribadinya, riwayat sosialnya, hingga riwayat keluarganya.
Gejala Body Dysmorphic Disorder lebih rincinya terdapat di buku di DSM-5 yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah komplikasinya seperti terjadi depresi berat, gangguan suasana hati, ada gangguan kecemasan, kemudian ada perilaku yang obsesif-kompulsif, ada juga penyalahgunaan zat.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Kulit Bergelambir Setelah Diet, Ternyata Gampang Banget!
Menangani Body Dysmorphic Disorder
Hal yang menjadi pertanyaan mengenai BDD ialah, apakah BDD ini dapat disembuhkan?
Dr. Eva optimis bahwa Body Dysmorphic Disorder dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat.
"Di sini jelas butuh pendampingan dari dari psikolog. Kemudian juga support dari keluarga dan juga teman-teman karena kalau secara umumnya, terapi perilaku kognitif yaitu fokusnya dia akan bantu pasiennya 'gimana sih pikiran negatif ini reaksi emosional yang terjadi', kemudian perilaku untuk memecahkan masalah" ujar Dr. Eva.
"Gimana caranya untuk menantang pikiran negatif yang tiba-tiba secara otomatis muncul tentang citra tubuhnya. Kemudian gimana cara berpikir yang lebih fleksibel, akan diajari juga cara-cara alternatif untuk menangani dorongan atau misalnya ada suatu kebiasaan yang memang atau bahkan sudah menjadi suatu ritual gitu. Misalnya bolak-balik mencari kepastian apakah dirinya looking good?"
Selain itu, keterampilan mekanisme koping juga diperlukan untuk menangani Body Dysmorphic Disorder.
Jika diperlukan, pengobatan dengan obat-obatan akan diberikan oleh psikiater.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR