Stylo Indonesia - Hai, Stylovers! Stylo Indonesia kini hadir dengan kanal Jurnal Pejuang Haid yang berisikan cerita pengalaman para sahabat perempuan atau Stylovers mengenai semua masalah terkait menstruasi.
Melingkupi faktor kesehatan dan psikologis serta yang berujung kepada penampilan kulit, Jurnal Pejuang Haid juga akan berbagi tips bagaimana setiap sahabat perempuan atau Stylovers berdamai dengan nyeri haid yang kerap menyerang.
Jurnal Pejuang Haid yang ke-15 datang dari Nabila Andjani yang mendapatkan pembelajaran mengenal diri sendiri selama menjalani siklus haid.
Yuk, simak percakapan Stylo Indonesia dengan Nabila tentang pengalaman seputar haid yang informatif lagi inspiratif, berikut ini!
Apa saja perbedaan gejala atau reaksi tubuh sepanjang siklus haid?
Nabila: "Mendekati masa haid aku dilanda rasa gugup dan khawatir dikarenakan pekerjaan dan kegiatan harianku yang jauh dari rumah membuat aku harus memikirkan skenario haid datang dalam kondisi yang seperti apa. Jadinya persiapan yang aku lakukan haruslah maksimal.
Saat hari pertama dan kedua haid, seperti gejala umumnya, aku merasakan nyeri di perut bagian bawah yang bahkan sempat mengganggu aktivitas karena rasa sakit yang terasa. Ketika haid selesai, nyeri sudah enggak dirasakan dan rasanya tubuh lebih ringan."
Apa saja cerita yang dialami terkait masalah psikologis seputar siklus haid?
Nabila: "Perasaan lebih sensitif ketika memasuki siklus haid. Misalnya emosi karena hal sepele, hingga menangis tiba-tiba karena memikirkan sesuatu yang telah lewat. Dulu sempat bingung akan hal ini, tapi akhirnya sadar bahwa gejolak perasaan tersebut hanya terjadi sepanjang siklus haid.
Sekarang, jika mendekati jadwal haid biasanya aku berusaha untuk menjauhi masalah, atau ketika merasa emosi langsung berusaha menenangkan diri. Bahkan keluarga juga menyadari gejala ini."
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR