Menurut pengakuan pengunggah di kolom komentar, ia pernah melakukan infus pemutih beberapa kali, yakni pada 2016 hingga 2018, dan kembali melakukan infus pemutih pada 2021 hingga awal 2022.
Beberapa hari setelah melakukan infus pemutih ulang tersebut, ia mulai merasakan gejala autoimun.
Dokter spesialis kulit dan kelamin di Vivaldy Skin Clinic Dedianto Hidajat mengatakan, efek samping yang diakibatkan oleh infus pemutih ini bisa terjadi ketika penderita memiliki sejumlah riwayat alergi atau berada dalam kondisi tertentu
"Penting diketahui ya sebaiknya pasien yang punya riwayat alergi obat ataupun riwayat autoimun sebelumnya, kehamilan, dan menyusui memang sebaiknya tidak melakukan infus ini," jelasnya.
Selain itu, efek negatif dari suntik pemutih juga bisa dirasakan apabila tindakannya dilakukan dengan metode dan dosis yang tidak tepat serta menggunakan komposisi yang tidak terawasi BPOM.
Di dunia medis, Dr. Dedianto menyebutkan bahwa pihaknya lebih sering menggunakan istilah suntik vitamin C daripada infus pemutih.
"Istilah infus pemutih ini juga ya tidak terlalu tepat banget, karena sepengetahuan saya, kandungan yang sudah teruji aman oleh BPOM biasanya mengandung vitamin C dan antioksidan lainnya," ujar dr. Dedianto.
Dalam dosis yang tepat, vitamin C yang diberikan memang bisa bekerja untuk mencerahkan kulit secara merata.
Baca Juga: Manfaat dan Efek Samping Suntik Putih untuk Kulit Sawo Matang
"Memang cara kerja dari vitamin C maupun antioksidan ini dapat mencerahkan kulit dalam dosis tertentu di bawah pengawasan dokter," imbuhnya.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Garis Poetih Raya Festival 2025, Ivan Gunawan dan Para Desainer Siap Bawakan 350 Koleksi
KOMENTAR