Stylo Indonesia - Stylovers pernah dengar istilah cyberbullying? Atau pernah membaca berita tentang kasus cyberbullying?
Penting untuk mengetahui dan paham tentang cyberbullying, karena perilaku tersebut saat ini begitu banyak terjadi.
Terutama di era teknologi yang kita rasakan sekarang, cyberbullying yang dilakukan oleh masyarakat kerap menimbulkan dampak bahkan korban jiwa.
Dilansir dari unicef.org, cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah bullying atau perundungan dengan menggunakan atau melalui teknologi digital.
Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel, yang mana hal tersebut saat ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Biasanya cyberbullying terjadi karena orang-orang tidak dapat memilah secara bijak ranah mereka dalam berkomentar dan memberikan kritik.
Belum lagi, hal-hal yang dilontarkan selalu dalam konotasi yang negatif; perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Di Indonesia sendiri, cyberbullying kerap dialami oleh figur publik atau orang-orang yang tengah mendapatkan banyak perhatian dan sorotan.
#Cyberbullying yang Hampir Dinormalisasi
Semakin majunya teknologi dan kebebasan dalam berinteraksi di media sosial, lantas tidak sejalan dengan kesiapan mental masyarakat Indonesia dalam menyikapinya, sehingga kerap terjadi penyimpangan perilaku, dan paling banyak yaitu Cyberbullying.
Stylovers masih ingat viral-nya Kekeyi beberapa waktu belakangan? Pasti kamu pernah menemukan banyaknya komentar dari warganet mengomentari tentang fisik Kekeyi yang bertujuan untuk menyudutkannya.
Pernah juga viral berita selebgram tanah air, Rachel Vennya, dengan berita rumah tangganya yang kandas dan keputusannya melepas hijab, jelas menjadi sasaran yang empuk menjadi korban Cyberbullying.
Begitu banyak komentar buruk yang disampaikan oleh orang-orang di sosial media, hingga sempat membuat Rachel Vennya mengutarakan rasa tidak nyamannya dan terganggunya akan tindakan ini, bahkan penyelesaiannya melalui jalur hukum.
Beberapa kasus tersebut merupakan sedikit contoh dari sekian banyaknya fenomena cyberbullying yang terjadi di negara kita ini, dan menunjukkan bahwa korbannya bisa siapa saja.
Parahnya lagi, cyberbullying hampir dinormalisasi, pera pelaku beranggapan menyampaikan komentar adalah sebuah hak dan kebebasan, belum lagi mereka bisa berlindung di balik akun anonim atau akun fake tanpa menyertakan identitas mereka.
Karena menimbulkan dampak secara fisik, emosional, dan mental bagi korban, jelas perilaku cyberbullying tidak bisa terus dibiarkan.
Ada baiknya kita mencegah dari sekarang dan mulai dari kesadaran diri sendiri akan pentingnya menyadari bijak dalam ber-media sosial dan menyampaikan pendapat kepada orang lain sebagai warganet.
Perlu diingat bahwa cyberbullying yang dilakukan meninggalkan jejak digital; sebuah rekaman atau catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini.
Hindari cyberbullying, kenali secara baik dan jangan sampai kamu berada pada titik di mana merasa cyberbullying adalah hal yang normal dan biasa ya, Stylovers! (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR