“Awalnya aku sedih, namun seiring berjalannya waktu aku jadikan motivasi untuk lebih mengenal diri saya lagi. Itu membuat aku mencintai diri sendiri lagi,” tuturnya.
Merasa lelah dengan perilaku bullying dan diskriminasi yang diterimanya, sejak saat itulah Dita bertekad lebih fokus untuk mengembangkan potensi dirinya dan mengejar karier sesuai passionnya.
“Aku belajar mencintai diri sendiri seutuhnya, mengubah apa yang bisa diubah dan menerima apa yang tidak bisa diubah. Dari situlah aku bisa fokus mengembangkan potensi diri dan menghiraukan perkataan orang lain,” cerita Dita pada Livi Stylo.
Pengalaman Berharga Menjadi Penyintas Bullying #InspirasiCantik
Banyak hal yang telah Dita lewati sebagai penyintas bullying sejak kecil hingga memberikannya banyak pengalaman berharga dalam hidupnya.
Tak dapat dipungkiri, dampak negatif dari bullying yang Dita alami masih teringat jelas di ingatannya.
Di tengah perjuangannya sebagai penyintas bullying, ia menyadari pentingnya untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk bangkit dan support orang sekitar untuk membantunya semangat melewati semua hal yang terjadi dalam hidupnya.
Untungnya, Afina memiliki keluarga, saudara dan sahabat yang menerima dirinya apa adanya serta mendukung apapun keputusan dirinya untuk mencintai diri dan berubah menjadi lebih baik lagi.
“Mereka adalah sosok yang mendukung aku di saat aku merasa insecure karena jerawat dan membuat aku kembali percaya diri,” ungkap Dita.
Dari pengalaman ini, Dita belajar mencintai dan merawat dirinya dengan baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya.
Selain itu, dari pengalaman ini diceritakan Dita juga menyadari pentingnya untuk selektif dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR