Stylo Indonesia - Belakangan ini industri fashion dibuat bangga dengan munculnya local brand yang melenggang di panggung New York Fashion Week.
Yap, tidak mudah memang untuk sebuah brand local bisa ikut ajang fashion week yang di akui dunia tersebut.
Hal ini lantaran setiap brand fashion yang tampil di 4 kota seperti New York, Paris, Milan dan London harus melalui berbagi proses dan persyaratan.
Baca Juga: Biduan Depok Melenggang ke New York, Lihat Gaya Modis Ayu Ting Ting yang Seperti Bule!
Selain koleksi harus bagus dan mengikuti trend forecast, quality dan kesiapan production serta social media presence juga sangat diperhitungkan.
Untuk itulah pentingnya sosok Fashion Director di belakang panggung fashion week yang menciptakan tampilan busana yang belum ada.
Sosok tersebut adalah Dina Fatimah, Fashion Director yang membantu suksesnya hampir setiap brand lokal yang melenggang di panggung New York Fashion Week.
Kepada Stylo Indonesia, Dina Fatimah menceritakan bagaimana perjalanan kariernya hingga sukses memperkenalkan brand fashion lokal di panggung bergengsi dunia.
Baca Juga: Wah! Ternyata Deretan Artis Ternama Dunia ini Enggak Diundang ke Met Gala, Kenapa?
Pindah Haluan dari Pegawai Perusahaan Minyak ke Fashion Stylist yang Dicintai
Lulus menjadi Sarjana Komunikasi, Dina Fatimah mengawali kariernya sebagai karyawan di perusahaan minyak asing di Jakarta.
"Setelah saya lulus kuliah, Alhamdulilah saya keterima kerja di sebuah perusahaan minyak asing di Jakarta, pendapatan saya untuk seukuran yang baru mulai kerja sangat lumayan yaa pada masa itu," ungkap Dina Fatimah saat diwawancari Dinda Stylo, lewat WhatsApp, beberapa waktu lalu.
Namun, memiliki pendapatan yang menjanjikan bukan berarti membuat Dina Fatimah puas begitu saja dengan kariernya.
Perempuan yang lahir di Tangerang ini merasa masih ingin menggali passionnya di dunia fashion.
Bak gayung bersambut, seorang teman menghubungi Dina untuk bekerja di sebuah majalah remaja Nasional.
"Saya selalu melihat ya, kegiatan dia di sosial media pada saat dia kerja, menarik banget dan seems so fun! Saya selalu komen-komen. Lalu mungkin dia juga melihat gaya saya, dia info kalo lagi ada lowongan di kantor nya sebagai Fashion Stylist. Saya langsung mengirimkan resume saya , lalu beberapa hari kemudian saya di telepon untuk interview. wahhh Happy dan nervous karena saya tidak ada pengalaman sama sekali di bidang ini kan, dan saingan saya waktu itu sepertinya sudah berpengalaman," tutur Dina.
Hari demi hari dijalani Dina Fatimah sebagai fashion stylist dengan pendapatan yang bisa dibilang lebih menurut ketimbang saat dirinya masih bekerja di perusahaan minyak terdahulu.
Sekian bulan berlalu, Dina Fatimah merasa menyerah dengan pekerjaannya yang cukup padat namun hanya memiliki pendapatan yang seadanya.
"Setelah 6 bulan di sana, saya sempat menyerah ya, karena apa yang saya hasilkan tidak cukup bahkan untuk transport saya. Lalu saya juga sudah memutuskan akan kembali bekerja di perusahaan minyak lagi, dan bilang pada mantan bos saya itu, bahkan beliau akan raise my salary to 30% kalo saya mau come back," kata Dina.
Namun, hal tersebut justru jadi salah satu langkah baik yang akhirnya membuat Dina Fatimah ditawarkan gaji lebih besar ketika ingin berhenti sebagai fashion stylist di majalah tersebut.
"Saya bilang pada bos saya di majalah saya akan resign, tapi Alhamdulilah mereka malah raise my salary yang waktu itu cukup untuk saya bertahan, dan akhirnya saya tetap berada di majalah remaja itu dan meneruskan kerjaan yang juga passion saya di bidang fashion," jelas Dina.
Sejak saat itulah Dina Fatimah menggeluti passionnya di bidang fashion dan akhirnya membuka networking dengan dunia entertainment.
"Saya mulai mendapat tawaran untuk menjadi Personal Stylist beberapa Selebriti Tanah Air, lalu dengan beberapa TV Swasta juga," katanya.
Sejumlah nama selebriti seperti Indah Dewi Pertiwi, 7 Icons, Super 7, Aura Kasih, Vicky Shu, Marcell Sihaan, Fitri Carlina, Dewi Persik, Miss Univers 2014 dan beberapa lokal selebriti di New York pernah menggunakan jasa Dina Fatimah sebagai Fashion Stylist.
Awalnya Buta Akan Istilah Fashion Hingga Kursus di New York
Sejak kecil, Dina Fatimah mengaku bahwa penampilannya memang selalu terlihat beda dengan anak lainnya.
Kemampuannya dalam memadupadankan busana, membuat gayanya tetap stylish bahkan mesti tanpa mengenakan produk fashion dengan merek terkenal.
"Saya selalu suka mix and match aja apa yang saya punya. Bahkan nih, yaa i know all those big brand exist setelah saya kerja di fashion industry," ungkap Dina.
Sosok Rachel Zoe menjadi idola dan inspirasi Dina Fatimah dalam menjalani karirnya sebagai Fashion Stylist.
"Mungkin banyak ya, Fashion Stylist sebelum Rachel juga tapi saya juga mengetahui adanya Celebrity Fashion Stylist ini karena Rachel Zoe di acara reality shownya dia. Karena sebelumnya saya hanya paham styling untuk majalah saja, seperti membuat editorial," jelas Dina.
Perempuan yang lahir pada tanggal 7 November ini juga mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menimba ilmu di bidang fashion.
Namun, cita-cita awalnya menjadi fashion desainer membuat dirinya bertekad untuk terus menggeluti passionnya.
"Saya dulu sebenernya ingin menjadi designer, saya sudah suka bikin sketch lalu almarhumah mamah yang bawa ke tukang jahit untuk dijadiin. Tapi my parent also cant afford fashion school, fashion school its a lot money. Jadi lah saya masuk ke jurusan Komunikasi. Tapi mungkin karena panggilan jiwa yaa di fashion, jadinya selalu ada aja jalan," tutur Dina.
Kegigihan Dina seakan dimudahkan jalannya dengan muncul kesempatan untuk menimba ilmu di bidang fashion saat dirinya di New York.
"Alhamdulilah ya, saya akhirnya berkesempatan juga mengambil kursus fashion bisnis di Parsons School, New York. Untuk menambah ilmu, karena kadang kan kita paham apa yang kita kerjakan di lapangan tapi ternyata ada istilah istilah teorinya juga," kata Dina.
Baca Juga: Golden Globes 2020 : 5 Gaun Terburuk di Atas Red Carpet Versi Fashion Stylist Erich Al Amin
Keseruan dan tantangan sebagai Fashion Stylist
Tentunya perjalanan karier seorang Dina Fatimah tak selalu berjalan mulus ya, Stylovers.
Ada pula tantangan dan keseruan yang harus dijalani oleh Dina Fatimah di sepanjang perjalanan kariernya.
"Jadi Personall Fashion Stylist itu harus mengerti karakter client kita masing masing, kita enggak bisa maksa mereka untuk mau bergaya sesuai keinginan kita saja. Harus ada rasa percaya diri dari dalam juga supaya nampak luarnya terlihat keren ya. Dan Fashion Stylist ini ada macamnya, ada personal , ada stylist iklan, TV, movie dan semakin sekarang semakin berkembang dunia fashion stylist ini," jelas Dina Fatimah.
Dina Fatimah juga selalu merasa tertantang untuk menyajikan penampilan client dengan berbagai tema yang disediakan.
"Seperti misalnya pihak TV atau client punya tema tertentu yang kita harus carikan baju dan aksesorinya. Lalu diberikan waktu yang sebentar sekali untuk hal tersebut harus ada. Lalu harus selalu stand by 24/7. Senangnya ketika melihat hasil karya kita terpampang di TV misalnya, atau client terlihat happy itu sihh priceless yahh," tutur Dina.
Sebagai Fashion Stylist, Dina juga enggan memberikan patokan harga untuk jasanya pada setiap klien.
"Nahh itu dia, income saya itu beda beda, saya enggak pernah punya tarif khusus hehehe," kata Dina.
Baca Juga: 5 Selebriti Milenial Ini Tampil Kayak Boneka Berkat Tangan Fashion Stylist Alvasus
Sukses Membawa Local Brand ke New York Fashion Week
Kini sukses bekerja di New York tak membuat Dina Fatimah lupa akan Tanah Air.
Kariernya sebagai Fashion Director di New York Fashion membuat Dina Fatimah memiliki kuasa untuk membuka kesempatan bagi brand lokal Tanah Air untuk ikut melenggang di panggung fashion terkenal tersebut.
"Sudah 6 tahun belakangan ini saya lebih aktif di New York, terutama untuk Indonesian designer yang berada di panggung NYFW The Shows. Jadi pekerjaan saya lebih ke Fashion Director yang bekerjasama dengan Fashion Stylist. Hampir semua brand yang naik ke panggung tersebut saya involve, karena ini bagian dari service kami," katanya.
Kepada Stylo Indonesia, Dina Fatimah juga menuturkan bagaimana proses hingga akhirnya sebuah brand lokal bisa tampil di ajang New York Fashion Week.
"Kami develop fashion pathnya Erigo terlebih dahulu sebelum dipresent kepada NYFW, lalu setelah itu kami present dan Alhamdulilah diterima. Erigo menjadi fashion brand asal Indonesia pertama yang bisa berada di panggung venue spring studio tersebut. Karena perjalanan saya untuk bisa berada di panggung itu juga cukup panjang, kami awalnya di beri panggung yang kecil hingga akhirnya di sesion ke 10 lalu berhasil diberi kepercayaan untuk berada di panggung besar tersebut," tutur Dina Fatimah.
Keberhasilan tersebut tentunya menjadi hal yang membanggakan bagi seorang Dina Fatimah.
Bagaimana enggak nih, Stylovers, panggung New York Fashion menjadi panggung yang menentukan trend setter fashion dunia di pasar global.
Jadi, apapun yang ada di panggung tersebut akan turun ke retail market secara global.
"Kita harus mengikuti trend forecast dan dari head to toe-nya harus bikin sendiri, seperti menciptakan sesuatu yang belom ada kan," kata Dina.
Baca Juga: Contek Penampilan Kasual Sporty ala Vanesha Prescilla dengan Deretan Rekomendasi Crop Hoodie
Tips bagi Stylovers yang ingin jadi Fashion Stylist
Kepada Stylo Indonesia, Dina Fatimah juga memberikan tips untuk Stylovers yang ingin mengikuti jejaknya sebagai Fashion Stylist.
"Mungkin kedengerannya klise atau udah sering denger juga orang-orang bilang untuk jangan menyerah. Tapi memang seperti itu, karena sepertinya ya apabila sudah passion Tuhan lebih mengerti kita dari diri kita sendiri kan? Dan saya selalu percaya jalan Tuhan yaa, kalo dari pengalaman saya, saya dipertemukan dengan orang-orang yang memang mendukung saya ke arah sana, networking dan sebagainya. sampai akhirnya saya bisa keliling dunia karena profesi saya ini juga jalan Tuhan," jelas Dina Fatimah.
Dina Fatimah juga bercerita bahwa dirinya sempat berkelana keliling Indonesia, Asia, Eropa hingga akhirnya menetap di New York.
Bahkan, kisah cintanya pun ikut berjalan mulus seperti kariernya nih, Stylovers.
Dina Fatimah akhirnya menemukan jodohnya di New York hingga kini akhirnya menetap di sana.
Dan, Dina Fatimah juga berpesan agar mencintai pekerjaan dengan sungguh-sungguh agar karier bisa melesat lancar dan dimudahkan oleh Tuhan.
"Pekerjaan ini harus dicintai, bener-bener sayang dari hati, karena ini pekerjaan yang bukan hanya menggunakan tenaga saja, tapi otak dan hati juga terpakai. Kalo enggak sabar-sabar mungkin sudah menyerah. Jadi harus juga sabar, i promise you will get there!!" saran Dina memberi semangat.
Wah, kalau Dina Fatimah saja bisa, tentu Stylovers juga bisa nih! (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR