Sejak saat itulah aku gonta-ganti skincare untuk mencari produk yang cocok dengan kulit wajahku agar mulus.
Karena ketidaktahuan aku soal skincare, benar saja kebiasaan mencoba berbagai produk skincare justru memperburuk kondisi kulit wajahku.
Ini menjadi pengalaman berharga buat aku berhati-hati memilih dan menggunakan skincare untuk merawat kulit.
Selain kurangnya pemahaman aku soal skincare yang cocok sesuai jenis kulit, ketidaksabaran aku terhadap produk yang aku pakai juga jadi pelajaran buat aku.
Melihat kondisi wajahku jadi berjerawat membuat aku sadar tidak bisa mendapatkan hasil dari penggunaan skincare hanya dalam waktu 1-2 minggu.
Pastinya butuh proses dan waktu untuk melihat hasil skincare yang aku gunakan secara rutin agar wajah mulus.
Meski belum menemukan skincare yang cocok untuk mengatasi kulit wajahku yang berjerawat secara optimal, aku selalu mengingat untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
Sekarang aku memutuskan untuk banyak belajar soal skincare yang tepat untuk merawat dan mengatasi kulit berjerawat dulu.
Mulai dari produk skincare apa saja yang harus dipakai sampai kandungan skincare yang bagus dan sebaliknya untuk kulit berjerawat.
Jadi jangan menyerah melawan jerawat ya, Stylovers!
Itu dia cerita lengkap perjalanan jerawat langsung dari Siska Wulandari.
Nantikan terus Jurnal Pejuang Jerawat inspiratif dari para Stylovers yang juga menjadi salah satu pengaplikasian Stylo Indonesia dalam menyuarakan #StopBeautyShaming dan #SemuaBisaCantik.
Bagi kamu yang juga ingin berbagi cerita mengenai perjuangan melawan jerawat dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers yang juga acne fighters lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Instagram @stylo.indonesia, ya!
Semangat, ya, untuk semua acne fighter! Stylo Indonesia selalu bersama kamu dan siap mendampingi kamu!(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR