“Ini pendapat saya jika dilihat dari videonya ya. Karena saya tidak memeriksa langsung kondisi bapak tersebut, sehingga sulit memastikan apa yang sebenarnya dialami bapak tersebut,” jelas dr. Wang saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (19/6/2021).
“Bisa juga ini masuk dalam kategori KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang langka,” tambahnya.
Menurut dr. Wang, beberapa obat yang biasanya menimbulkan reaksi alergi adalah antibiotik, anti epilepsi, golongan NSAID seperti golongan Oxicam, allopurinol, obat-obat herbal, dan obat golongan biological.
Baca Juga: Timbul Ruam-ruam dan Kemerahan di Kulit, Ini Pentingnya Tes Alergi Sebelum Cat Rambut
“Kebanyakan penyebab alergi obat itu antibiotik. Tapi masalahnya, kita enggak akan pernah tahu siapa yang akan mengalami alergi obat. Lagipula, jika seseorang alergi golongan penicillin, belum tentu dia alergi golongan levofloxacin. Sehingga, enggak bisa dipukul rata,” jelas dr. Wang.
“Jika sudah ditemukan obat penyebab alerginya, dokter akan membuat blacklist note dan pasien harus menyampaikan pada semua dokter yang merawatnya, bahwa ia alergi obat itu,” lanjutnya.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR