Selain itu, kebotakan juga bisa terjadi pada penderita autoimun seperti alopesia areata, infeksi jamur dan bakteri (pada penyakit sifilis), gangguan psikologis pada trikotilomania, serta pada penderita kanker yang tengah menjalani kemoterapi.
Menurut dr. Oke, rambut bisa rontok setiap hari dengan jumlah normal 100-200 helai per hari dan sifatnya acak. Jika lebih dari itu, maka tidak normal.
"Kalau kita lakukan tes tarikan rambut pada suatu lokasi dan tercabutnya cukup banyak, nah itu merupakan tanda terjadinya kerontokan rambut yang abnormal," jelas dr. Oke.
Baca Juga: Mitos Kondisioner Bikin Rambut Rontok dan Berminyak, Begini Faktanya!
Kerontokan yang umumnya terjadi adalah telogen effluvium, yaitu kerontokan yang terjadi terutama akibat stres berat, baik fisik maupun psikis.
Dr. Oke mencontohkan, kerontokan itu bisa terjadi seperti pada orang yang demam tinggi, pasca operasi besar, stres akibat pandemi sehingga kehilangan pekerjaan, dan sebagainya.
Benarkah perempuan memang lebih sering mengalami kerontokan?
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR