Stylo Indonesia - Pemberian vaksin Covid-19 yang sudah dirasakan sebagian orang ternyata memiliki efek samping yang tidak hanya dirasakan tubuh bagian dalam.
Beberapa kasus, masuk juga laporan mengenai reaksi kulit di lokasi bekas suntikan vaksinasi.
Dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, reaksi kulit akibat vaksinasi Covid-19 bisa dirasakan seseorang, akan tetapi, sebagian besar efek vaksin pada kulit cenderung ringan.
Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah penelitian mengenai reaksi kulit pasca vaksinasi Covid-19 yang diterbitkan secara online pada 7 April lalu dalam Journal of American Academy of Dermatology.
Nah Stylovers, dilansir dari Medical Xpress, Selasa (13/4/2021), Devon E. McMahon dari Harvard Medical School di Boston dan timnya telah mengevaluasi dan menganalisis reaksi kulit setelah vaksinasi Covid-19.
Warga Amerika Serikat sejak akhir tahu 2020, telah menerima suntikan vaksin Pfizer dan disusul vaksinasi dengan vaksin Moderna.
Para peneliti melaporkan, kalau sejak Desember 2020 hingga Februari 2021, terdapat 414 reaksi kulit terhadap suntikan vaksin mRNA Covid-19, baik vaksin Moderna maupun vaksin Pfizer yang dikembangkan bersama BioNTech.
Hasilnya, dari data tersebut, 83 persen reaksi kulit terjadi pasca-suntikan vaksin Moderna dan 17 persen reaksi kulit ditunjukkan pada penerima vaksin Pfizer.
Baca Juga: 3 Hasil Akhir Tampilan Bibir Ini akan Didapat saat Kenakan Lip Tint!
Manifestasi yang paling umum adalah reaksi lokal yang tertunda, diikuti oleh reaksi di tempat bekas suntikan vaksin, erupsi urtikaria dan erupsi morbilliform.
Kemudian terjadi kekambuhan pada dosis kedua vaksin terjadi pada 43 persen pasien yang memiliki reaksi kulit saat menerima dosis pertama.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Sabun Mandi untuk Kulit Kering dan Bersisik di Bawah Rp 50 Ribu
Namun, dalam analisis studi tersebut tidak ditemukan keluhan pasien yang mengalami reaksi kulit yang cukup parah, dari efek samping vaksin setelah mendapatkan salah satu dosis.
"Sebagai ahli kulit, kami memandang kulit sebagai jendela ke dalam apa yang terjadi di tempat lain pada tubuh Anda," kata peneliti dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Rawan Bikin Sakit Hati, 3 Zodiak Ini Demen Selingkuh, Pasanganmu Salah Satunya?
Melalui penelitian ini, para ahli dalam studi tersebut mengatakan bahwa telah memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana vaksin Covid-19 memengaruhi kulit.
"Saya berharap temuan kami, yang menunjukkan bahwa orang-orang dapat mentoleransi vaksinasi dengan baik, bahkan ketika mereka mengembangkan efek samping vaksin pada kulit, menawarkan kepastian yang lebih besar untuk siapa pun yang ragu untuk divaksinasi," jelas peneliti.
Kasus reaksi kulit tidak menghalangi jalannya vaksinasi
Jika studi sebelumnya, reaksi kulit setelah vaksinasi juga ditunjukkan pada mereka yang menerima vaksin mRNA yang dikembangkan Moderna.
Hal ini ditunjukkan dengan beberapa orang yang diberi vaksin mRNA Covid-19 Moderna mengembangkan reaksi di tempat bekas suntikan yang pertama kali muncul setelah seminggu menerima vaksin tersebut.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Serum Alpha Arbutin untuk Mencerahkan Kulit, Ampuh Lho!
Studi ini diungkapkan pada 3 Maret 2021 lalu, dan telah dipublikasikan di jurnal New England Journal of Medicine.
Menurut para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH) di Boston, Amerika Serikat, hanya sebagian kecil pasien mungkin mengalami reaksi kulit yang besar, merah, terkadang timbul, gatal atau nyeri, seperti dilansir dari Web MD.
Walaupun tampak reaksinya saat uji klinis, namun hal itu semestinya tidak akan menghalangi orang untuk menerima vaksin Moderna.
"Apakah Anda langsung mengalami ruam di tempat suntikan atau reaksi kulit yang tertunda ini, kedua kondisi tersebut tidak akan menghalangi Anda untuk mendapatkan dosis kedua dari vaksin tersebut," kata penulis studi Dr. Kimberly Blumenthal, direktur Program Epidemiologi Klinis di divisi reumatologi, alergi dan imunologi di MGH.
Baca Juga: Dijamin Tak Terlupakan, Simak 3 Tips Malam Pertama Ala Seksolog Zoya Amirin!
"Tujuan langsung kami adalah membuat dokter dan penyedia perawatan lain sadar akan kemungkinan reaksi tertunda ini, sehingga mereka tidak khawatir, tetapi lebih tahu dan diperlengkapi untuk menasihati pasien mereka," kata Blumenthal dalam rilis berita rumah sakit.
Dari Blumenthal mengatakan kalau kelompok klinisnya sendiri telah melihat dan melaporkan 12 pasien dengan reaksi tersebut. Di antaranya, gejala mulai muncul antara empat dan 11 hari setelah vaksinasi Covid-19.
Menurut Dr. Erica Shenoy, kepala asosiasi unit pengendalian infeksi rumah sakit, reaksi kulit yang tertunda, dengan infeksi kulit ini dapat membingungkan, baik oleh dokter maupun pasien.
Baca Juga: 2 Produk Kolaborasi Makeup dengan Permen yang Wajib Kamu Punya! Unik Banget!
"Namun, jenis reaksi ini tidak menular dan karenanya tidak boleh diobati dengan antibiotik," kata Dr Shenoy.
Jika timbul gejala ringan, biasanya dapat hilang dalam seminggu.
Dari pasien dalam penelitian ini, setengahnya mengalami reaksi setelah suntikan kedua, yang muncul pada atau sekitar 48 jam pasca vaksinasi.
Temuan reaksi kulit dari efek samping vaksin juga menunjukkan bahwa tidak ada pasien yang bereaksi terhadap dosis kedua yang lebih parah daripada reaksi mereka terhadap suntikan pertama.
Esther Freeman, direktur Global Health Dermatology di MGH meyakini bahwa bagi kebanyakan orang yang mengalami reaksi ini, sistem kekebalan tubuh yang akan bekerja.
"Secara keseluruhan, data (reaksi kulit setelah vaksinasi Covid-19) ini meyakinkan dan seharusnya tidak menghalangi orang untuk mendapatkan vaksin," kata dia. (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR