Stylo Indonesia - Model tatanan rambut bagi seorang perempuan bisa dikatakan sebagai penentu identitas dan jati dirinya.
Maka dari itu, apabila rambut rontok dialami oleh perempuan bisa menimbulkan perasaan tak percaya diri ketika bercermin dan akan bertemu orang.
Permasalahan rambut rontok yang dialami perempuan jika tidak diatas bisa menyebabkan rambut menipis hingga kebotakan di beberapa area kepala.
Hal ini pun bisa berimbas kepada seseorang akan semakin stres, cemas, bahkan depresi oleh karena permasalahan rambut rontok.
Baca Juga: Rekomendasi Tamanu Oil untuk Mengatasi Jerawat! Sudah Coba Belum?
Untuk bisa mengerti mengapa rambut kita rontok, tentunya kamu perlu memahami siklus rambut.
Dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, setiap rambut yang sehat memiliki siklus berikut secara silih berganti: fase pertumbuhan rambut aktif (anagen) yang berlangsung 3-5 tahun, diikuti dengan periode transisi sekitar 10 hari (catagen), lalu terakhir fase telogen, yakni rambut terlepas dari akarnya.
Baca Juga: Apakah Niacinamide Boleh Digabung dengan Vitamin C? Ini Jawaban Ahli!
Kemudian, folikel rambut akan tidak aktif selama tiga bulan sebelum seluruh siklus dimulai kembali.
Sebagian orang mengalami rambut rontok pada fase yang lebih cepat dari biasanya (telogen effluvium) atau lebih panjang dan mendadak.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin, 15 Februari 2021: Pisces Memprihatinkan! Kenapa?
“Telogen effluvium adalah tipe rambut rontok yang kembali aktif, disebabkan karena gangguan internal seperti kekurangan nutrisi, menderita penyakit, atau tiroid tidak normal,” kata ahli kesehatan rambut dan kulit kepala Anabel Kingsley.
Ia mengatakan, rambut rontok dan menipis terjadi ketika siklus rambut normal terganggu.
American Academy of Dermatologi menyebutkan, normalnya rambut per hari adalah 50-100 helai, Stylovers.
Baca Juga: Sering Dikeluhkan, Pori-pori Besar di Wajah Ternyata Disebabkan Oleh Hal Ini
Dokter dermatologi Anna Drosou mengatakan, rambut rontok yang disebabkan karena hormon, stres, atau kekurangan zat besi, masih bisa dikembalikan menjadi normal.
“Sebaliknya, sulit mengembalikan rambut rontok yang disebabkan karena kasus inflamasi yang jarang atau terkait dengan faktor keturunan. Biasanya dokter akan melakukan tes darah untuk mengetahui apakah ada faktor kekurangan gizi atau hormonal,” jelas dokter Anna Drosou.
Selain siklus rambut, ada juga faktor yang terkait dengan hormon misalnya adalah kehamilan, menopause, gangguan tiroid, hingga ketidakseimbangan hormon insulin.
Drosou menjelaskan, sebagian besar rambut rontok terkait dengan masalah kesehatan, karenanya pola makan yang bernutrisi sangat penting.
“Rambut adalah titik pertama yang menunjukkan kerusakan ketika ada ketidakseimbangan di tubuh. Karena rambut adalah sel yang tumbuh dengan cepat, maka kebutuhan akan vitamin perlu diperhatikan,” katanya.
Nah Stylovers, itulah penjelasan yang perlu kamu ketahui tentang penyebab rambut rontok yang sering dialami perempuan. (*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Tersering Rambut Rontok pada Wanita", Editor : Lusia Kus Anna
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR