Menurut penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Kartika Cory, SpOG, nyeri haid bisa terjadi karena terdapat gangguan pada jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim atau endometriosis.
"Jadi jaringan ini tidak berada dalam rahim, melainkan ia melekat di bagian yang tidak semestinya," terangnya seperti dikutip Stylo Indonesia dari Kompas.com.
Ia juga menambahkan bahwa jaringan bisa melekat pada indung telur, saluran telur, atau usus yang ketika tiba waktunya proses pelepasan, namun posisinya tidak berada di tempatnya.
Baca Juga: Belum Tentu Hamil, Inilah 5 Faktor Lain Perempuan Telat Haid!
Kemudian, fimbria yang bentuknya menyerupai jari tangan, tidak bekerja dengan semestinya yakni menangkap sel telur (ovum) yang telah dikeluarkan oleh indung telur.
Nah, berangkat dari mitos mengenai nyeri haid yang hilang ketika telah menikah dan melahirkan.
Fakta sebenarnya adalah perempuan merasakan nyeri haid menghilang, padahal nyatanya tidak.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR