Stylo Indonesia - Busana plus size menjadi kebutuhan khusus yang persediaannya masih cukup terbatas.
Meski begitu, ketersediaan busana plus size kini tentunya sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Sosok yang perlu mendapatkan apresiasi akan berkembangnya industri fashion plus size adalah Nancye Radmin.
Ia disebut sebagai pionir busana plus size, sebagai pendiri butik khusus untuk perempuan plus size yang pertama tercatat dalam sejarah.
Dilansir dari The New York Times, inilah kisah Nancye Radmin sebagai sosok pionir busana plus size pendiri butik The Forgotten Woman.
Baca Juga: Inspirasi OOTD Plus Size ala Selebgram Ardinhai, Bikin Tampil Pede!
Hampir sepanjang hidupnya, Nancye Radmin memiliki ukuran tubuh S dan suka memakai pakaian berbahan kain halus seperti kasmir dan jacquard.
Tetapi pada kehamilan keduanya, pada tahun 1976, berat badannya bertambah 36 kg dan ukurannya naik menjadi XL.
Ketika ia pergi berbelanja di toko pakaian favoritnya di Manhattan untuk membeli pakaian baru, ia terkejut menemukan bahwa pakaian yang tersedia dalam ukurannya hanya celana poliester dan sweater boxy.
"Sama sekali tidak ada pakaian modis yang tersedia, tapi kemudian aku berpikir pasti aku bukan satu-satunya perempuan gemuk di New York,” katanya kepada Newsweek pada tahun 1991.
Dengan USD 10,000 yang ia pinjam dari suaminya, Nancye Radmin ingin memulai bisnisnya sendiri berupa butik yang menjual pakaian kelas atas yang bisa ia kenakan.
Pada tahun 1977 ia membuka The Forgotten Woman di 888 Lexington Avenue, dekat 66th Street, di daerah Upper East Side yang terkenal sebagai area modis.
Nama toko tersebut berarti ‘Perempuan yang Terlupakan’ mencerminkan para pelanggannya, perempuan dengan ukuran lebih besar yang seringkali dilupakan oleh para perancang busana dan budaya.
Pada tahun 1991, Nancye Radmin sudah memiliki 25 cabang toko di seluruh negeri, dengan penjualan tahunan sebesar USD 40 juta.
“Orang-orang lupa bahwa perempuan yang lebih dewasa dan lebih besar biasanya menjalani kehidupan sosial yang penuh gaya,” katanya kepada The New York Times pada tahun 1983.
Baca Juga: Perkembangan Industri Fashion Plus Size, Market yang Luas Namun Kerap Dipandang Sebelah Mata
“Mereka sudah menjadi ibu dari mempelai wanita saat anaknya menikah, pergi ke makan malam formal dengan suaminya yang sukses, dan mereka bisa memakai manik-manik dan warna-warna cerah yang mungkin membuat perempuan kecil kewalahan,” jelasnya.
Saat ini, industri pakaian plus size tentunya sudah berkembang pesat. Menurut firma riset pasar Statista, pasar pakaian plus size perempuan bernilai USD 9,8 miliar pada 2019.
Namun di akhir tahun 1970-an, konsep fashion plus size masih menjadi sebuah anomali.
Namun, butik Nancye Radmin menjadi suara tentang konsep penerimaan tubuh atau body acceptance, yang menjadi salah satu gerakan pembebasan perempuan di masa itu.
"Sejarah fashion untuk perempuan yang lebih besar hampir tidak terlihat," kata Natalia Mehlman Petrzela, seorang profesor sejarah di New School di New York, dalam sebuah wawancara telepon.
“The Forgotten Women sebagai butik untuk pakaian high-end plus size yang menarik adalah konsep yang sangat inklusif pada saat itu, dari sudut pandang perempuan bertubuh besar yang juga pantas untuk menganggap diri mereka sebagai orang yang feminin dan modis yang pantas berbelanja pakaian mewah."
Nancye Radmin mendekati pabrik garmen terbesar Seventh Avenue untuk meminta beberapa pakaian favoritnya dibuat dengan ukuran plus, banyak dari mereka memanggilnya "Nancye gila" akibat kenekatannya.
Ia juga mendesak para desainer untuk membuat lebih banyak pakaian ukuran plus.
Baca Juga: Rekomendasi Busana Plus Size dari Brand Neolboseo Untuk Perempuan Berhijab Bertubuh Besar
Beberapa, seperti Oscar de la Renta, meski perlu diyakinkan terlebih dahulu, tetapi berhasil menciptakan gaun malam untuk The Forgotten Woman.
Butik-butik The Forgotten Woman dibuka secara strategis di jalan-jalan perbelanjaan seperti Rodeo Drive di Beverly Hills untuk menunjukkan kepada pelanggan bahwa mereka berhak berbelanja seperti perempuan-perempuan langsing.
“Kami ingin membuat pelanggan kami merasa penting, bukan malu,” kata Dane O’Neal, yang bekerja di bidang merchandising untuk The Forgotten Woman.
Nah, itu dia Stylovers sosok Nanye Radmin, pionir busana plus size yang mendirikan butik khusus untuk perempuan plus size pertama. Kini banyak perempuan sudah bisa mengenakan pakaian cantik sesuai bentuk dan ukuran tubuhnya deh! (*)
Mengenal Betty Epsilon Idroos, dari Asisten Dosen Hingga Perempuan Satu-satunya di Jajaran Komisioner KPU RI
KOMENTAR