Banyaknya blogger berukuran plus size dan YouTuber menjadi pemberi pengaruh yang sangat positif dengan jutaan pengikut.
Kepositifan tubuh populer dengan bantuan para aktivis dan selebriti plus size.
Sementara pakaian plus size awalnya diciptakan untuk menutupi lekuk tubuh, perempuan berukuran plus sekarang berani memamerkan tubuh mereka.
Meski begitu, pakaian berukuran plus masih memiliki masalah di toko ritel pakaian.
Ukuran plus sering distigmatisasi di bagiannya sendiri, yang diletakkan di sudut dan tempat yang tidak terlihat.
Praktik ini dimulai pada awal 1900-an ketika banyak brand memutuskan untuk meletakkan pakaian plus size di bagiannya sendiri yang dilayani oleh penjaga toko perempuan plus size dengan gagasan bahwa itu akan membuat pembeli merasa nyaman.
Baca Juga: Ashley Graham Dobrak Standar Kecantikan dengan Menjadi Model Plus Size
Hal ini justru membeda-bedakan perempuan berdasarkan ukuran mereka dan memperlakukan mereka sebagai orang lain meskipun mereka adalah mayoritas populasi.
Berbelanja pakaian secara online akhirnya menjadi alternatif yang dilakukan oleh para perempuan plus size karena lebih banyaknya pilihan yang tersedia.
Secara online, kini ada banyak situs yang menyediakan pakaian ukuran plus.
Kemudahan berdagang via e-commerce telah mendorong banyaknya brand-brand fashion kecil yang sedang merintis untuk merebut pasar perempuan bertubuh plus size.
Alangkah baiknya jika setiap orang memiliki pakaian yang membuat mereka merasa percaya diri, bukan?
Nah, itu dia Stylovers perkembangan industri fashion plus-size dengan market yang luas namun kerap dipandang sebelah mata. Bagaimana menurutmu? (*)
#SemuaBisaCantik
Mengenal Betty Epsilon Idroos, dari Asisten Dosen Hingga Perempuan Satu-satunya di Jajaran Komisioner KPU RI
KOMENTAR