“Itu seperti harimau yang agresif pada bulan Maret dan April tetapi sekarang seperti kucing liar," tuturnya.
"Bahkan pasien lanjut usia, berusia 80 atau 90 tahun, sekarang duduk di atas tempat tidur dan mereka bernapas tanpa bantuan. Pasien yang sama akan meninggal dalam dua atau tiga hari sebelumnya," imbuh Bassetti.
Profesor Bassetti berpendapat bahwa salah satu alasan virus itu menyebabkan penyakit yang kurang serius adalah mutasi genetik yang membuatnya tidak terlalu merusak paru-paru manusia.
Faktor lain, katanya, orang mungkin hanya menerima jumlah yang lebih kecil ketika mereka terinfeksi, karena aturan jarak dan penguncian sosial.
Teori ini bergantung pada tingkat keparahan penyakit seseorang yang dipengaruhi oleh 'viral load' mereka, jumlah virus yang masuk ke tubuh seseorang ketika mereka pertama kali terpapar.
Tanggapan dari Sederet Ilmuwan Lain
Dokter penyakit menular itu telah menyatakan klaim serupa beberapa waktu lalu, tapi memicu kritik karena terlalu optimis.
Pada awal Juni, ia mengatakan kekuatan yang dimiliki virus corona dua bulan lalu bukanlah kekuatan yang sama dengan saat ini.
Namun, ilmuwan lain tidak menyambut gagasan itu dan mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim Profesor Bassetti.
Dr Gideon Meyerowitz-Katz, dari University of Wollongong di Australia, mengatakan kepada MailOnline bahwa gagasan terkait virus yang melemah itu 'tampak meragukan'.
Pada awal Juni, sebagai tanggapan atas klaim Profesor Bassetti, Dr. Angela Rasmussen dari Universitas Columbia mengunggah cuitan di Twitter: "Tidak ada bukti bahwa virus kehilangan potensi di mana pun."
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR