“Tidak ada hasil rapid test Covid-19 yang menyatakan positif,” kata dr. Tonang saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).
Maka dari itu, dia mengimbau, jangan pernah ada yang menyebut seseorang positif Covid-19 hanya karena hasil rapid test.
Baca Juga: Hot di Ranjang, 6 Zodiak Ini Diam-diam Punya Gairah Seks yang Tinggi!
“Apakah yang hasil rapid test-nya reaktif pasti positif? Belum tentu,” kata dia.
Setelah ada hasil rapid test reaktif, yang diperlukan selanjutnya adalah langkah konfirmasi dengan tes polymerase chain reaction (PCR) pada pasien.
“Hasil PCR itu mungkin memang positif Covid-19, tapi bisa juga tidak. Maka, rapid test disebut skrinning, bukan diagnosis pasti,” jelas dia.
Begitu juga sebaliknya, dr. Tonang menerangkan, seseorang yang rapid tes-nya menunjukkan hasil non-reaktif, tidak berarti tes PCR-nya pasti akan negatif atau bebas virus.
Baca Juga: Bahaya Jika Dikonsumsi, 6 Makanan Ini Ternyata Tidak Boleh Dipanaskan Ulang!
“Karena bisa saja, memang belum tepat waktunya,” terang dia.
dr. Tonang menegaskan, untuk bisa menyebut positif dan negatif, harus dengan tes PCR.
Setiap pasien diambil swab sebanyak dua kali.
Untuk mudahnya, disebut hari pertama (H1) dan hari kedua (H2).
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR