"Jaga jarak bukan berarti kita bebas mengusir orang atau jenazah. Perawat-perawat itu misalnya, mereka pahlawan kita sekarang.
Mereka mempertaruhkan nyawa merawat pasien dengan peralatan seadanya.
Jaga jarak dengan perawat atau orang lain itu wajar tapi kalau sudah mengusir itu keterlaluan," tegas Najwa Shihab.
Najwa juga menegaskan bahwa bagaimana pun tenaga medislah yang akan membantu masyarakat jika terpapar sakit.
"Pasien PDP atau ODP adalah korban. Bantu mereka mengisolasi diri di rumahnya masing-masing.
Bahkan, kita perlu mensupport kebutuhan mereka supaya tidak keluar rumah.
Sama seperti jenazah terkait corona. Biasanya rumah sakit sudah punya protokol, sudah punya SOP standar penanganan jenazah. Selain dikafani sesuai ajaran agama masing-masing.
Mereka juga dibungkus khusus. Sama sekali tidak masalah dikuburkan di mana pun.
Karena setelah dikubur, mereka tidak akan menyebarkan virus," tandas Najwa Shihab. (*) Cece
Artikel ini telah tayang di grid.id dengan judul "Sakit Hati Tahu Jenazah Terjangkit Covid-19 Ditolak Warga untuk Dimakamkan, Najwa Shihab Ungkap Pernyataan Dokter Forensik: Secara Kedokteran Inangnya Mati, Virus Corona Ikut Mati Sama dengan HIV, AIDS, hingga Flu Burung" Penulis: Novita
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Makin Banyak Pilihan Tenant Internasional di Kota Bekasi, Pakuwon Mall Bekasi Resmi Dibuka!
KOMENTAR