"Saya akan kutip keterangan Kepala Depatemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya, dr Edi Suyanto.
"Secara ilmu kedokteran, korban atau jenazah kemungkinan menularnya sudah tidak ada.
Apalagi virus corona. Virus corona harus hidup pada inangnya. Inangnya sudah mati, virusnya juga ikut mati. Sama dengan HIV/AIDS sama H5N1 (flu burung," ungkap Najwa Shihab.
Sebuah pernyataan dokter forensik itu disampaikan Najwa lantaran ia mengaku sakit hati mengetahui banyak orang berlaku semena-mena terhadap orang-orang yang bersinggungan dengan pendemi tersebut.
Baca Juga: Tips Mencegah Virus Corona Menggunakan Transportasi Umum Saat Bepergian
Baca Juga: Kabar Baik! 5 Kelemahan Virus Corona Ini Bisa Kamu Manfaatkan Agar Tidak Tertular
Pasalnya, banyak warga sengaja jaga jarak yang kebablasan.
"Cerita yang dibagikan seorang dokter yang juga membuat saya patah hati," ucap Najwa sambil menepuk dada lantaran banyak tenaga medis yang diusir dari lingkungannya akibat menangani covid-19.
"Di satu sisi, kasus ini menunjukkan kesadaran dan kewaspadaan terkait covid-19 mulai terbentuk. Namun, upaya menjaga jarak ini jangan kebablasan," pinta Najwa.
Najwa pun mengungkap makna di balik jaga jarak yang harus dipahami oleh masyarakat.
Baca Juga: Cuma di Rumah Aja Tapi Kulit Malah Semakin Jerawatan? Ini Penyebabnya!
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Makin Banyak Pilihan Tenant Internasional di Kota Bekasi, Pakuwon Mall Bekasi Resmi Dibuka!
KOMENTAR