Setelah pemakaian lebih dari satu tahun, kulit wajahnya mengalami kemerahan, rasa gatal, dan terbakar.
Lagi-lagi, dokter kulit membuktikan adanya kandungan steroid pada krim pemutih yang ia gunakan.
Setelah menghentikan penggunaan krim pemutih tersebut rasa gatal memang hilang, tetapi ada bekas luka dan hyperpigmentation yang tak pernah bisa hilang (indiatimes.com). Ngeri kan?
Baca Juga: Wajib Waspada! Ini Ciri-ciri Krim Pemutih Wajah yang Palsu dan Tidak Aman Menurut BPOM
10 tahun yang lalu, kasus pemakaian lotion pemutih abal-abal juga pernah muncul di Amerika Serikat.
Seorang perempuan bernama Allison Ross menggunakan krim pemutih kulit karena ingin kulitnya bagian wajah, leher, dan tangan menjadi lebih putih.
Perempuan berusia 45 tahun yang tinggal di Brooklyn ini mengungkapkan bahwa dengan memiliki kulit putih, dirinya berharap akan lebih diterima oleh masyarakat.
Baca Juga: Video Investigasi Krim Pemutih Wajah yang Berbahaya Namun Laris Dijual di Online Shop
Namun setelah beberapa bulan pemakaian, kulitnya tak hanya memutih tetapi juga menipis hingga sangat mudah terluka.
Urat-urat di balik kulitnya terlihat dan dirinya juga mengalami masalah jerawat yang parah.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Potret Serba Pink Marshanda Kenakan Off-Shoulder Dress, Makin Cantik dan Memikat!
KOMENTAR