Dalam perhelatan “NTB Goes to Moslem Fashion Industry” ini, Linda Hamidy Grander menampilkan koleksi busana tenun bertajuk “Life in Black and White” yang menggambarkan
kemewahan dalam kesederhanaan hidup. Linda terinspirasi dengan kesederhanaan warna hitam putih, namun begitu mewah dan kuat mampu menggugah emosi.
Koleksi ini menunjukan bahwa kain tradisional pun dapat menjadi pakaian yang terlihat mewah dan berkelas internasional.
Daya tarik kain Pringgasela dan Sukarare menjadi pilihan utama karya Linda dengan menggunakan kombinasi bahan-bahan polos dan bermotif.
Selanjutnya, desainer Wignyo Rahadi menghadirkan parade koleksi busana muslim bertema “Tropical Vibes” dengan menggunakan tenun Pringgasela.
Koleksi ini terinspirasi dari keindahan warna alami pulau tropis dipadukan secara harmonis dengan warna alami tenun Pringgasela, seperti coklat muda, coklat tua, hijau, dan lime green yang dituangkan dalam desain berupa longdress, outer, blouse, dan celana panjang.
Dengan sentuhan modernisasi yang tinggi serta kekuatan dalam memadukan ragam motif dan tekstur tenun serta kombinasi dengan berbagai bahan menjadi ciri khas koleksi dari para desainer tersebut.
“Dengan adanya Program FDI ini dapat menetaskan para desainer bertalenta untuk mengolah kain tenun buatan pengrajin tenun di NTB menjadi busana muslim siap pakai. Lulusan FDI dapat berkolaborasi dengan lulusan FPI dan UKM tenun untuk memproduksi busana muslim siap pakai. Lebih lanjut, kolaborasi ini mendorong pengembangan pemakaian kain tenun NTB yang tak hanya digunakan sebagai kain, namun juga sebagai busana muslim siap pakai dengan ragam pilihan desain dan standar kualitas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar domestik, nasional, hingga internasional,” papar Desainer Wignyo Rahadi. (*)
GUESS Shimmer Soiree, Tampilkan Perpaduan Koleksi Terbaru yang Elegan dan Mewah
KOMENTAR