Stylo.ID - Bicara soal busana muslim dengan sentuhan etnik, nama Itang Yunasz selalu disebut.
Memulai karirnya pada tahun 1981, Itang Yunasz awalnya merancang busana eksklusif perempuan yang mewah.
Perancang yang juga penyanyi dan pemain film ini menemukan passion-nya dalam ranah modestwear, yang kemudian menjadi ciri khasnya kini.
Baca Juga : Rayakan 37 Tahun Berkarya, Itang Yunasz Hadirkan Tenun Sumba di Pameran Museum San Fransisco
Seperti apa kisah perjalanannya di industri fashion hingga kini terkenal hingga mancanegara?
Berikut adalah rangkuman sepak terjang Itang Yunasz di dunia mode Indonesia, dirangkum Chia Stylo.ID
#Pelopor Busana Muslim
Pada tahun 2000, Itang Yunasz mengambil langkah berani dengan mengubah target marketnya dari busana eksklusif perempuan yang mewah menjadi busana muslim.
Langkah ini tergolong nekat karena saat itu busana muslim tidak banyak dilirik karena belum ada pasarnya.
Itang Yunasz hadir dengan membuat dobrakan dengan menelurkan karya-karya yang mampu memberikan nafas baru pada busana muslim menjadi sesuatu yang lebih modern, dinamis dan mengikuti trend dengan tetap mempertahankan harga yang terjangkau.
Baca Juga : Curhatan Desainer Sapto Djojokartiko Tentang Industri Fashion Indonesia
Tidak heran ia dinilai telah menjadi pelopor busana muslim masa kini yang kiprahnya turut memengaruhi bergeraknya industri fashion Indonesia secara lebih masif melalui koleksi ready to wear yang dibuat dalam jumlah besar dan mampu diserap pasar.
Kejeliannya melihat peluang dipadu kreatifitas, kerjakeras, dan konsistensi di bidangnya membuat ia kini patut dijadikan panutan oleh para desainer muda yang baru akan merintis karier di dunia fashion, khususnya jika ingin bergerak di modest ready to wear.
#Tanah Abang, Tempat Itang Yunasz Pertama Kali Menjual Busana Muslim
Pada awalnya, ketika Itang Yunasz beralih ke busana muslim dan masuk ke Tanah Abang, ia menghadapi begitu banyak reaksi positif maupun negatif.
“Masa itu busana muslim atau modest wear lebih banyak dikenakan oleh kalangan bawah. Sementara perempuan di kalangan menengah atas belum banyak yang mengenakannya, yang menurut saya disebabkan karena image busana muslim di masa itu yang desainnya membosankan dan tidak mengikuti trend. Kalau pun ada yang keren, harganya tidak murah," kenangnya.
Itang melihat hal ini sebagai celah pasar yang belum dilirik.
Ia pun menghadirkan karya dengan pilihan desain busana muslim yang setara dengan brand-brand binternasional terjangkau seperti brand Zara dan Mango.
Nggak hanya itu, Itang Yunasz juga berusaha untuk mendekatkan para pemakainya dengan motif-motif dari budaya Indonesia.
Ternyata walau pun dipasarkan di Tanah Abang dengan harga yang relatif murah, karyanya ternyata diterima segala lapisan masyarakat.
Baca Juga : Inez Tiara, Pelukis yang Tuangkan Imajinasinya di Atas Scarf
Perancang yang juga seorang penyanyi dan pemain film ini kini memiliki 8 lini pakaian.
Deretan lini miliknya tersebut adalah Itang Yunasz, Itang Yunasz Ready to Wear, serta berbagai lini ready to wear lainnya seperti: Kamilaa by Itang Yunasz, Preview, Tatum, SZ, Allea Itang Yunasz, Kabana by Itang Yunasz, dan Gajah Duduk X Itang Yunasz.
Stylovers, banyak kunci sukses yang bisa kita petik dari kisah Itang Yunasz.
Baca Juga : Lulu Elhasbu, Influencer yang Awalnya Ngerasa Asing Berhijab
Selain jeli melihat peluang, Itang juga selalu rendah hati pada semua pelanggannya.
Alih-alih menampilkan koleksi mewah yang mahal, Itang Yunasz justru semakin besar namanya setelah menjangkau kalangan menengah ke bawah.
Jadi, tetap semangat dan down-to-earth ya, Stylovers! (*)