YKAN Rayakan 10 Tahun dengan Semangat Kolaborasi "Together, We Find a Way"

By Stylo Writer, Kamis, 5 Desember 2024 | 11:28 WIB
(Ki-Ka) Sekretaris Ditjen KSDAE Kementerian Kehutanan Dr. Ir. Ammy Nurwati MSi, Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto, PhD, Bupati Berau Hj. Sri Juniarsih Mas, M.Pd dan Petambak dari Kampung Pegat Batumbuk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Herdin pada acara Konferensi Pers Perayaan 10 Tahun Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN)

“Sampah laut berdampak pada ekosistem pesisir, termasuk mangrove, lamun, dan terumbu karang. Kehilangan biodiversitas akibat perambahan, perburuan, dan aktivitas ilegal lainnya juga terus meningkat. Kita perlu melibatkan masyarakat untuk mengatasi hal ini. Jika masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi, mereka cenderung menjaga kawasan tersebut,” jelasnya.

Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, YKAN melibatkan masyarakat lewat Program SIGAP SEJAHTERA.

Program ini mendorong masyarakat desa untuk menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi desa.

Hasilnya, jumlah Desa Mandiri di Berau meningkat dari 2 menjadi 19 desa.

Kabupaten Berau dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa. Kami berupaya menjadikan wilayah ini sebagai contoh praktik konservasi yang berkelanjutan. Dengan peran aktif masyarakat serta mitra seperti YKAN, kami yakin dapat mewujudkan visi pembangunan hijau yang bermanfaat bagi Berau dan upaya konservasi nasional,” ujar Bupati Berau, Sri Juniarsih pada kesempatan yang sama.

Baca Juga: Srikandi untuk Negeri, Yurita Puji Ingin Semua Karyanya Miliki Dampak Baik pada Lingkungan

Inovasi Tambak Ramah Lingkungan

Pengalaman YKAN selama 10 tahun dalam mengelola bentang alam dengan kolaborasi sehingga bisa selaras dengan kegiatan ekonomi. Seperti yang dilakukan di Bentang Alam Wehea-Kelay di Kalimantan Timur, dimana 23 pihak yang mewakili perusahaan, akademisi, pemerintah dan masyarakat adat bisa mendapatkan manfaat ekonomi dengan menjaga kawasan hutan yang masih dihuni oleh orang utan liar, beruang madu, dan satwa liar endemik lainnya (YKAN)

Di Berau juga, YKAN memulai program tambak udang ramah lingkungan dengan pendekatan Shrimp Carbon Aquaculture (SECURE).

Herdin, petambak dari Kampung Pegat Batumbuk, menceritakan manfaatnya.

“Kami diajak YKAN untuk menerapkan budidaya tambak ramah lingkungan, sembari merestorasi lahan mangrove. Kami menjadi sadar bahwa mangrove bukan hanya penting bagi satwa liar tetapi juga bagi masyarakat pesisir dan budidaya tambak kami. Bila mangrove di sekitar tambak rusak, maka hasil tambak akan terus menurun. Saat ini hasil panen memang belum sebanyak dulu tapi secara bertahap mulai meningkat. Selain itu, kami juga mendapatkan panen lain seperti kepiting dan bandeng,” katanya.

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, mengapresiasi dukungan pemerintah, masyarakat, dan mitra atas pencapaian 10 tahun kerja konservasi. Ia menyebut kolaborasi ini memungkinkan inovasi dan solusi baru, namun tantangan ke depan semakin kompleks.