Stylo Indonesia - Perhelatan Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+ 2024 Road to IN2MF yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersinergi dengan Bank Indonesia dan Gemalindo Kreasi Indonesia sejak 8 Agustus 2024 di Istora Senayan Jakarta diramaikan oleh pengunjung trade show maupun penonton fashion show hingga peserta keseruan talkshow sampai hari terakhir, 11 Agustus 2024.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia, maka Indonesia harus memiliki tawaran tren tersendiri, khususnya yang menggunakan konten lokal seperti wastra yang membuat modest fashion Indonesia berbeda dengan negara lainnya.
Dalam rangka mendukung kesiapan Indonesia menjadi trendsetter modest fashion global, setiap tahun MUFFEST+ konsisten memperkenalkan proyeksi tren fesyen Indonesia kepada siswa sekolah mode, desainer dan pekerja kreatif lainnya, pelaku usaha atau UMKM sektor fesyen dan tekstil, bahkan khalayak luas.
Tahun ini, MUFFEST+ mengadakan Seminar Trend Forecasting 2025/2026 bertema “STRIVE”. Fashion Trend Forcasting (FTF) yang berada di bawah koordinasi Research & Development IFC, setiap tahun merumuskan tren bidang fesyen.
Seminar ini menghadirkan narasumber Wedha Gita yang merupakan Akademisi sekaligus Praktisi Mode dan Member IFC, Rahayu Budi Handayani dari Universitas Ciputra Surabaya, dan Dina Midiani sebagai Team Trend Forecasting dan Advisory Board IFC yang menjadi moderator seminar ini.
Tren terkait dengan perubahan pola pikir yang kemudian terwujud dalam gaya hidup. Banyak hal yang mempengaruhi dan mendorong terjadinya perubahan ini, mulai dari sosial, politik, ekonomi, lingkungan dan inovasi di berbagai bidang.
Tema perkiraan tren tersebut mengeksplorasi bagaimana mode bertahan dari krisis global dan terus melangkah maju, beradaptasi, berinovasi, dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat dunia bergulat dengan ketidakstabilan ekonomi, masalah lingkungan, dan pergeseran sosial, industri fesyen berada pada momen yang sangat penting untuk bergerak maju.
“STRIVE adalah tema besar prediksi tren fesyen 2025-2026, yang menandakan bahwa bahkan di masa krisis, industri fesyen tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang. Dengan memprioritaskan keberlanjutan, inovasi, dan kemampuan beradaptasi, fesyen dapat tampil lebih kuat, lebih tangguh, dan siap memimpin di dunia pasca krisis,” papar Wedha Gita.
Perkiraan tren 2025-2026 dibagi dalam beberapa tema berdasarkan acuan tren, yaitu Indie Rebellion yang berciri individualitas, rebellion twist, statement details, dan contemporary edgy; Quiet Artistry yang berciri minimalis-artistik, estetika keberlanjutan, zen-meditatif, dan imperfection beauty; Hyperconnected Flux yang berciri fluidity, realitas virtual, wearable tech, dan inovatif; dan Neo Nostalgic yang berciri retro klasik, estetika nostalgia, eklektik, dan crafty artisanal.