PINTU Incubator X École Duperré Tampilkan Kolaborasi Talenta Fashion Indonesia-Prancis di JF3 2024

By Cerysa Nur Insani, Rabu, 7 Agustus 2024 | 13:55 WIB
PINTU Incubator X École Duperré Tampilkan Kolaborasi Talenta Fashion Indonesia-Prancis di JF3 Fashion Festival 2024 (Fok. JF3 Fashion Festival)

Stylo Indonesia - Program PINTU Incubator 2024 melanjutkan misinya untuk mendorong inovasi dan kreativitas dalam industri fashion Indonesia.

Sejak dimulai pada tahun 2022, PINTU Incubator telah berhasil membuka peluang bagi puluhan brand/desainer muda untuk berkembang mulai dari pasar lokal hingga ke pasar internasional, dengan memberikan tambahan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong kemajuan brand mode lokal hingga bisa memenuhi standar internasional.

Salah satu pencapaian utama PINTU adalah dengan membawa para kreator muda ini ke pameran bergengsi Première Classe - Paris Trade Show yang berlangsung selama Paris Fashion Week dan memberikan beasiswa selama 6 bulan di Sekolah mode bergengsi Ecole Duperre, Paris.

Pada penyelenggaraan program PINTU Incubator tahun ini, setelah melalui berbagai tahapan kurasi ketat serta pembinaan intensif yang direncanakan akan berjalan selama enam bulan, PINTU Incubator telah mengumumkan lima partisipan yang akan  mempresentasikan karya mereka di pagelaran mode terbesar di Indonesia, JF3 Fashion Festival 2024.

Tahun ini, PINTU kembali berkolaborasi dengan lulusan sekolah mode ternama École Duperré Paris.

Show Parade “PINTU Participants X École Duperré” hadir di Summarecon Mall Serpong, pada Rabu, 31 Juli 2024.

Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen PINTU Incubator dalam memberdayakan desainer muda berbakat dalam perluasan jaringan pasar, pengembangan produk, dan pertukaran budaya di ekosistem mode Indonesia-Prancis.

Soegianto Nagaria, Chairman JF3 dan co-inisiator PINTU Incubator, menyatakan, “Saya mengucapkan selamat kepada 5 peserta inkubasi terpilih atas antusiasme dan konsistensinya hingga sampai ke tahap ini. Selamat datang di panggung JF3 Fashion Show. Kami berharap peserta inkubasi dapat terus berinovasi dan berperan aktif dalam memajukan industri mode Indonesia.”

PINTU Incubator merupakan platform bilateral visioner yang bertujuan untuk memberdayakan talenta muda dan UMKM di bisnis mode Indonesia dan Prancis.

Melalui serangkaian pembimbingan, lokakarya, dan kolaborasi dengan organisasi dan pakar mode terkemuka dari Indonesia dan Prancis, PINTU Incubator mempersiapkan partisipan agar siap dan mampu memasuki pasar mode serta mendapatkan eksposur internasional.

Baca Juga: Sofie Hadirkan Koleksi Busana Bertajuk Rebellious Modernism di JF3 2024

Thresia Mareta, founder LAKON Indonesia dan co-inisiator PINTU Incubator, menjelaskan, "PINTU Incubator dibangun dengan visi untuk membangun sebuah forum yang dinamis yang akan mempertemukan generasi baru dari para pelaku fashion Indonesia dan Prancis.”

Perjalanan proses kurasi partisipan PINTU Incubator dimulai dengan melakukan rekrutmen pada November 2023, yang sukses menarik antusiasme lebih dari 500 kreator muda.

Partisipan kemudian melalui serangkaian proses kurasi ketat, sehingga terpilih lima brand terbaik yang akan menjalani program inkubasi intensif.

Para brand lokal tersebut ialah Senses, Enigma, Denim It Up, Arae, dan Tales and Wonder.

Kelima brand tersebut akan mempresentasikan karya mereka di runway JF3 bersama enam alumni École Duperré, yaitu: Colline Percin, Luisa Gauchon, Noemie Jondot, Guy Chassaing , Ninon Fievet, dan Daniel Cheruzel.

Tahap kurasi akan terus berlanjut, sehingga pada akhirnya akan terpilih 2 brand yang mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di Paris Trade Show, bersama-sama dengan alumnus dari program PINTU Incubator periode sebelumnya.

Tahun ini, PINTU Incubator juga semakin memperkuat kemitraan internasional dengan berbagai pihak strategis.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, H.E Fabien Penone, turut menegaskan hal ini, “Sejak dimulai pada tahun 2022, program ini telah mendukung lebih dari tiga puluh lima desainer di kedua negara. Untuk tahun ketiga ini, dua puluh desainer dan profesional fashion Prancis akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang mencakup pertemuan bisnis, peragaan busana, konferensi, kunjungan studio, dan mentoring. Pada akhir minggu, desainer Indonesia akan dipilih untuk memamerkan koleksi mereka di Paris pada bulan September 2024. Program PINTU adalah kesempatan untuk berkolaborasi dengan individu yang penuh semangat, bertukar ide, dan menantang diri sendiri dalam mengejar pasar internasional. Tahun ini, Première Classe, Institut français Paris, dan sekolah bergengsi Duperré - Paris telah memberikan komitmen mereka untuk memberikan dukungan kepada program PINTU Incubator!”

Sekilas Profile Participants dari PINTU Incubator

ARAE

Baca Juga: Hadirkan Tren Fashion Masa Depan, ESMOD Jakarta Neo Designer Showcase Tampil Memukau di JF3 2024

ARAE membawakan koleksi _Spring_Summer_ . (Dok. JF3)

Arae adalah sebuah usaha sosial berbasis komunitas yang mengusung konsep berkelanjutan dengan eco-print dan pewarnaan alami sebagai fokus utama kain mereka.

Terinspirasi oleh daun, desain mereka menawarkan perpaduan unik antara alam dan gaya.

Bahan yang digunakan adalah kain biodegradable yang mudah terurai di dalam tanah.

ENIGMA ART TEXTILE

Enigma membawakan koleksi Circularity. (Dok. JF3)

ENIGMA ART TEXTILE menggabungkan seni dan tekstil, menghasilkan desain kontemporer yang dipengaruhi oleh budaya Indonesia.

Buatan tangan dengan serat organik 100%, dengan proses kerja tangan oleh pengrajin Indonesia di Jawa Tengah dan Bali di mana tekstil mereka dibuat dengan teknik buatan tangan satu per satu.

Dengan memprioritaskan bahan organik, ENIGMA ART TEXTILE tidak hanya menjamin produk berkualitas tinggi tetapi juga menekankan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan dalam proses produksi mereka.

Denim It Up (HAM! JEANSKU)

Denim It Up! membawakan koleksi DUNIA DENIMITUP. (Dok. JF3)

HAM! JEANSKU merevolusi jeans biru klasik dengan memadukan berbagai warna, menyimpang dari basis biru tradisional.

Kreasi mereka cerah dan eklektik, menonjol dalam dunia mode.

Baca Juga: Desainer Prancis, Armine Ohanyan Membuka JF3 2024 dengan Koleksi Futuristik

Dengan bereksperimen dengan berbagai warna, HAM! JEANSKU memberikan sentuhan unik dan kontemporer pada pakaian klasik yang abadi, menarik bagi mereka yang ingin mengekspresikan kepribadian mereka melalui fashion.

SENSES

Studio Senses membawakan koleksi GALA. (Dok. JF3)

SENSES membawa warisan budaya ke dalam mode modern dengan menggabungkan pola tradisional dengan tekstil kontemporer.

Pakaian mereka menampilkan bordir rumit dan manik-manik halus, menunjukkan keahlian dan perhatian terhadap detail yang luar biasa.

Tekstil dirancang dan diproduksi dari awal dengan bordir rumit dan manik-manik halus.

TALES AND WONDERS

Tales and Wonders membawakan koleksi Balinese Ramayana. (Dok. JF3)

TALES AND WONDER mengkhususkan diri pada produk fashion dan gaya hidup Indonesia yang menampilkan seni cetak dan ilustrasi yang terinspirasi oleh cerita rakyat dan dongeng dari seluruh dunia.

Produk mereka terutama terinspirasi oleh cerita rakyat dan dongeng yang indah dari seluruh dunia yang mengandung nilai moral positif dalam masyarakat manusia.

Menekankan pada konsep keberlanjutan, mereka menggunakan cetakan yang bersertifikat GOTS (The Global Organic Textile Standard) untuk kreasi mode ramah lingkungan mereka.

Sekilas Profil Designer dari École Duperré Paris

Baca Juga: JF3 Merayakan 20 Tahun Kontribusi Bagi Industri Mode Indonesia

Louisa Gauchon

Koleksi Louisa Gauchon di JF3 Fashion Festival. (Dok. JF3)

Louisa Gauchon akan mempersembahkan koleksi berjudul "Who Will Be Crowned the Big Winner?” (Siapa yang Akan Dinobatkan sebagai Pemenang Utama?) dalam JF3 Fashion Show 2024.

Koleksinya menggabungkan estetika budaya tinggi (seni klasik, budaya aristokrat, dsb) dengan budaya bawah (streetwear, budaya pop, dsb).

Koleksi ini merupakan dialog antara material pakaian olahraga dan elemen baroque, yang dihasilkan melalui eksperimen gaya, layer, volume, dan bentuk.

Guy Chassaing

Koleksi Guy Chassaing di JF3 Fashion Festival. (Dok. JF3)

Guy Chassaing akan mempersembahkan koleksi "Shreds Metamorphosis."

Terinspirasi dari film dokumenter "Grey Garden" yang disutradarai Meslay Bersaudara pada tahun 1975, koleksi ini merayakan kreativitas di tengah kemunduran.

Dengan pendekatan sensitif, Chassaing membangkitkan kembali semangat hidup melalui koleksi pakaian yang terbuat dari serpihan dan bahan sisa.

Coline Percin

Koleksi Coline Percin di JF3 Fashion Festival. (Dok. JF3)

Coline Percin akan mempresentasikan koleksi busana siap-pakai bertajuk "Terraterre: The Imaginary Wardrobe".

Baca Juga: Eksis Selama 20 Tahun, JF3 Konsisten Mendukung Perkembangan Fashion Tanah Air

Koleksi ini merupakan wujud kecintaan Coline terhadap kerajinan benang savoir-faire, seperti rajutan dan crochet.

Dalam koleksi ini, Coline melukiskan kahayalan dalam wujud busana siap pakai sehari-hari yang nyaman.

Noemie Jondot

Koleksi Noemie Jondot di JF3 Fashion Festival. (Dok. JF3)

Noemie Jondot mempersembahkan koleksi mini bertajuk "En Un Battement d'Aile" (Dalam Kepakan Sayap) di JF3 Fashion Show 2024.

Terinspirasi dari balet "Swan Lake" karya Tchaikovsky, koleksi ini mengisahkan metamorfosis angsa hitam yang perlahan bertransformasi menjadi kelabu, dan akhirnya menjadi angsa putih yang bercahaya.

Pertunjukan koleksi dimulai dengan mantel hitam yang melambangkan angsa hitam, dilanjutkan dengan gaun malam beraksen mutiara kelabu, dan diakhiri dengan gaun pengantin putih bercahaya yang melambangkan angsa putih.

Ninon Fievet

Ninon Fievet mempersembahkan koleksi berjudul "Paper Collections" yang terinspirasi dari seni origami.

Dalam koleksi ini, Ninon menantang industri mode dengan bereksperimen menggunakan objek sehari-hari, yaitu kertas.

Ia mengundang para penggemar seni untuk melihat keelokan yang tersimpan di balik benda sehari-hari.

Baca Juga: Closing JF3 2023 Tampilkan Koleksi Lakon Indonesia Bertema RIK 062324 L dengan Eksplorasi Tenun Lurik

Daniel Cheruzel

Koleksi Daniel Cheruzel di JF3 Fashion Festival. (Dok. JF3)

Daniel membawakan koleksi nonkonvensional yang memadukan gagasan akan anatomi tubuh dan parasit.

Konsep ini disampaikan melalui pemakaian perhiasan dan pahatan, serta perpaduan material logam dan kulit. (*)

Baca Juga: Bubah Alfian Sulap Sampah Jadi Busana Modis di Ajang JF3 2023