Peran Kecerdasan Buatan (AI) dalam Industri Mode dan Pembuatan Koleksi Fashion Desainer

By Grace Kencana Pranata, Jumat, 19 Juli 2024 | 10:50 WIB
Ilustrasi Fashion Desain AI ()

Baca Juga: Tren Kencantikan 2024, Ada Teknologi AI untuk Analisa Masalah Kulit

Namun, menurut kepala proyek perintis tersebut, teknologi yang berkembang pesat ini tidak akan pernah bisa menggantikan kreativitas orisinal para desainer.

“Desainer mempunyai cetakan kain, pola, corak warna, sketsa awal, dan mereka mengunggah gambarnya. Kemudian sistem AI kami dapat mengenali elemen desain tersebut dan menghasilkan lebih banyak pilihan bagi para desainer untuk menyempurnakan dan memodifikasi desain aslinya,” kata Wong, menjelaskan cara kerja kecerdasan buatan tersebut.

Wong mengatakan kekuatan khusus AiDA adalah kemampuannya untuk menghadirkan semua kombinasi yang mungkin untuk dipertimbangkan oleh seorang desainer, sesuatu yang menurutnya tidak mungkin dilakukan dalam proses desain saat ini. Wong menekankan bahwa kehadiran perangkat ini adalah untuk memfasilitasi inspirasi desainer.

“Bukan menggunakan AI untuk mengambil alih pekerjaan desainer, atau untuk mengambil alih kreativitas mereka. Kreativitas asli sang desainer harus kita hargai,” tambah Wong.  

”Bagi saya, mendesain koleksi modest fashion ini, lebih sulit dari koleksi busana ’biasa’. Meski sama-sama, dibantu Kang  AI/Midjourney. Mungkin karena perbendaharaan imaji busana modest belum banyak dimiliki AI. Atau saya yang belum fasih  menemukan kata-kata kunci untuk memberi instruksinya. Tetapi mendesain dengan bantuan Kang AI/Midjourney tetap mengasikkan, bagi saya. Menantang bagaimana kreativitas kita dapat muncul nyata, mencurahkan kreativitas melalui ketikan jari-jari,” demikian jelas senior fashion educationist asal Surabaya, Aryani Widagdo dalam postingannya dalam akun Instagram aryaniwidagdo, 7 April 2024.

Mengutip pernyataan dari Susetyo Prihadi, Jurnalis Teknologi dari Uzone.id yang berbagi perspektif mengenai kecerdasan buatan. Menurut Susetyo, AI pada fashion juga bisa membantu memprediksi tren, menganalisa data penjualan, memahami referensi konsumen, mengoptimalkan proses produksi sekaligus memprediksi permintaan pasar serta mengotomatisasikan tugas-tugas yang direpitisi yang berpengaruh terhadap efisiensi biaya pra-produksi.

”Dengan AI, fashion desainer bisa berkolaborasi mencipkan produk dan layanan yang inovatif dan bertahan di industri fashion yang kompetitif. AI tidak secara langsung menggantikan fashion designer, tapi mengubah cara mereka bekerja dan membuka peluang baru,” ujar Susetyo.

Menurutnya, fashion desainer yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi, khususnya AI akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk sukses di masa depan.

Bagaimana menurut kamu, Stylovers?

Profil Ichwan Thoha (dok. Pribadi)

Profil Ichwan Thoha (dok. Pribadi)

(*)