Peran Kecerdasan Buatan (AI) dalam Industri Mode dan Pembuatan Koleksi Fashion Desainer

By Grace Kencana Pranata, Jumat, 19 Juli 2024 | 10:50 WIB
Ilustrasi Fashion Desain AI ()

Di samping itu, internet juga memudahkan kearsipan. Ribuan ide, sketsa, dan desain dari seorang fashion desainer adalah modal atau data yang sangat berharga yang bisa dijadikan rujukan kembali juga diwariskan.

Kecerdasan buatan (AI) telah membuka pintu bagi revolusi baru dalam dunia fashion. Dari proses desain hingga produksi, distribusi, dan pemasaran, AI telah membuktikan potensinya untuk mengubah bagaimana kita melihat dan terlibat dalam industri yang berpusat pada kreativitas ini.

Teknologi AI mentransformasi industri fashion, khususnya dalam desain. AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar untuk mengidentifikasi tren, memprediksi preferensi konsumen, dan menghasilkan desain.

AI juga dapat membantu seorang perancang busana menyederhanakan proses desain dengan mengotomatiskan tugas-tugas sehari-hari, memungkinkan mereka fokus pada aspek inti pada bisnis.

Proses desain biasanya melibatkan beberapa tahapan, termasuk riset, pengembangan konsep, pembuatan sketsa, pemilihan kain, pembuatan pola, dan pembuatan sampel busana. Proses desain umumnya dapat memakan waktu dan tenaga. Namun, AI dapat mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas ini dengan mengotomatiskan beberapa proses.

Merek fesyen yang berbasis di New York, Collina Strada meluncurkan koleksi musim panas 2024 yang rancangannya dibantu oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam New York Fashion Week. Lantas, bagaimana proses teknologi AI merancang desain koleksi baju Collina Strada?

Pertama, Collina Strada memasukkan seluruh data arsip brand yang dimiliki oleh Hillary Taymor ini,  ke dalam sistem AI. Setelah itu, AI akan menghasilkan ide-ide desain baru. Selama beberapa minggu, tim bekerja keras untuk mengolah dan menyempurnakan desain yang dihasilkan oleh AI agar sejalan dengan visi desainer. Hasil akhirnya, Collina Strada mewujudkan dari bentuk digital ke pakaian nyata.

AI kini berhasil menciptakan model baju yang cepat dan sangat mirip dengan aslinya. Penelitian terbaru Cornell University menyoroti kemampuan AI yang disebut "Sewformer" untuk merekonstruksi desain baju berdasarkan gambar input, menghasilkan produk tiruan dengan tingkat kemiripan sempurna yakni hampir 95,7%.

AI Fashion Week digelar pada akhir bulan lalu yakni 20-21 April 2023 di New York. Berbeda dengan fashion week konvensional yang menampilkan model dan koleksi busana di atas runway sungguhan, AI Fashion Week menghadirkan suasana runway tersebut dalam bentuk foto. Deretan foto yang dibuat dengan berbagai software AI itu menunjukkan gambar model dalam aneka koleksi baju yang stylish, lengkap dengan penonton yang duduk di pinggir runway.

Sudah tentu kehadiran AI di industri fashion dalam hal pembuatan koleksi mendulang kontroversi. Lantaran desain fashion adalah juga seni dalam hal membangun  ragam ide yang sesuai dengan DNA atau brand identity seorang fashion desainer.

Selain unsur seni, ada sentuhan personal dari seorang kreator atau dalam hal ini fashion designer juga ukuran kreativitas juga gengsi seorang fashion desainer. Mendesain secara spontan dengan manual, tanpa bantuan aplikasi adalah pembuktian orisinalitas dari seorang fashion desainer. Ada unsur kepuasan pribadi, membangun chemistry dan kepercayaan baik dengan desain maupun klien.

Dalam wawancaranya dengan sebuah media di Indonesia pertengahan September 2023 lalu, innovator mode, Calvin Wong telah mengembangkan Interactive Design Assistant for Fashion (AiDA), sistem artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pertama di dunia yang dirancang oleh para desainer.