Ketika ditanya soal stigma terhadap perempuan, Vebbyna menjawab bahwa perempuan kerap dianggap lebih mengutamakan emosi daripada logika.
“Buat saya itu tidak benar, itu bagaimana kita memosisikan diri aja. Laki-laki juga bisa kok emosional,” ujar Vebbyna.
Menurutnya, perempuan juga bisa melakukan pekerjaan dengan berbasis fakta dan melakukan analisis data yang kuat.
Namun, pengalamannya memimpin tim sales dengan tingkah laku berbeda-beda membuatnya menyadari adanya tantangan bagi pemimpin perempuan untuk menyeimbangkan faktor emosi dan logika dalam kondisi tertentu.
“Tidak mudah untuk kita bisa ambil satu keputusan kuat saat seseorang melakukan fraud dan kita tahu, mereka punya keluarga,” kisahnya.
Oleh sebab itu, Vebbyna merasa penting bagi pemimpin perempuan untuk melatih keseimbangan emosi dan mental.
Selain keseimbangan emosi dan mental, hal penting lainnya yang perlu menjadi perhatian bagi perempuan profesional adalah penampilan.
Bagi Vebbyna, penampilan dapat menunjang rasa percaya diri, dan itu sangat penting.
Ia juga setuju bahwa perempuan yang bekerja perlu menyesuaikan penampilannya dengan kepribadian dan lingkungan kerjanya.
Selama ini, Vebbyna mengaku tak pernah mengalami stigma negatif perihal penampilan di tempat bekerja.
Baginya, usaha ekstra untuk memperhatikan penampilan sebelum memulai hari justru menjadi nilai lebih untuk meningkatkan kepercayaan diri dan menunjang dalam pekerjaan.