6. Infeksi jamur
Infeksi jamur bisa terjadi saat atau sesudah haid.
Gangguan ini terjadi akibat produksi ragi atau jamur yang berlebihan, sehingga menyebabkan rasa gatal, terbakar, serta keputihan kental seperti keju.
7. Infeksi menular seksual
Mengidap infeksi menular seksual (IMS) juga bisa menyebabkan keputihan sesudah menstruasi berwarna kuning atau hijau.
Keputihan akibat IMS ini dapat menjadi gejala klamidia, trikomoniasis, serta gonore dan menyebabkan bau menyengat.
Dilansir dari alodokter.com, ini cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keputihan:
Baca Juga: Cara Mengurangi Keputihan Gatal, Jangan Pernah Digaruk!
- Jaga kebersihan organ kewanitaan tetap kering dan tidak lembap
- Rutin menganti celana dalam 2-3 kali sehari
- Ganti pembalut secara teratur ketika menstruasi
- Pakai celana dalam yang bahannya menyerap keringat, hindari memakai celana ketat
- Hindari berganti-ganti pasangan hubungan seks
- Kurangi pemakaian cairan pembersih kewanitaan, parfum, atau bedak pada area kewanitaan
- Konsumsi makanan sehat bernutrisi seimbang
- Hindari stress berlebih
Meski begitu, Stylovers perlu lebih waspada dan berkonsultasi ke dokter jika keputihan tak kunjung sembuh dan ditambah gejala sebagai berikut:
- Keputihan yang jumlahnya sangat banyak
- Keputihan berwarna putih dan kental seperti susu, atau berwarna kuning, kehijauan, keabuan, serta berbuih
- Keputihan disertai bau tidak sedap
- Disertai keluhan gatal, nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks, panas, ada bruntus atau luka lepuh
- Keputihan disertai perdarahan
Nah, itu dia Stylovers penyebab dan cara mengatasi keputihan gatal setelah haid. Semoga lekas sembuh ya, Stylovers! (*)
Baca Juga: Mudah Dicari, Ini 4 Rekomendasi Obat Keputihan Gatal yang Aman!