Atraksi Prajurit Kasunanan Surakarta, Pesona Wisata Budaya Kota Solo

By Novita Ibnati Awalia, Minggu, 3 September 2023 | 15:20 WIB
Atraksi Prajurit Kasunanan Surakarta, Pesona Wisata Budaya Kota Solo (Dokumentasi Stylo Indonesia)

Stylo Indonesia - Di tengah pesona budaya yang mendalam, Kota Surakarta meluncurkan sebuah inisiatif unik yang telah menjadi sorotan selama satu tahun terakhir.

Setiap Sabtu sore, pelataran Kori Kamandungan yang terletak di area Keraton Kasunanan Surakarta menjadi saksi dari sebuah acara budaya yang memukau.

Inisiasi ini berasal dari Walikota Gibran Rakabuming Raka dan disambut baik oleh pihak Keraton, menggambarkan sinergi yang kuat antara pemerintah kota dan budaya.

Tujuan utama dari acara ini adalah untuk menghadirkan keindahan budaya Keraton Kasunanan Surakarta secara gratis kepada warga lokal dan pengunjung dari berbagai penjuru.

Dengan demikian, seluruh orang dapat merasakan keajaiban dan pesona budaya khas keraton yang begitu memikat.

Salah satu atraksi utama dalam acara ini adalah parade prajurit keraton.

Parade prajurit, yang dikenal sebagai "Bergodo," menampilkan beragam posisi dan dikenali melalui warna-warni seragam yang mereka kenakan.

persiapan parade prajurit keraton Kasunanan Surakarta (Dokumentasi Stylo Indonesia)

Parade dimulai dari Kori Kamandungan Keraton, kemudian melintasi Alun-Alun Utara yang terkenal, menciptakan momen yang tak terlupakan bagi semua yang menyaksikannya.

Setelah melakukan parade, pengunjung bebas berfoto selama 5-10 menit dengan para prajurit.

"Selama ini kan wisatawan datang dari pasar Klewer jalan kaki menuju musem, kebetulan sabtu sore banyak sekali pengunjungnya, kita berikan satu atraksi tampilan yang indah dan lain dari yang lain." Jelas Gembong Hadi Wibowo, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Surakarta.

Baca Juga: Jelajah Kelezatan Selat Solo Vien's, Cita Rasa yang Menggugah Banyak Lidah

 Inisiatif ini menjadi cara menarik untuk menghidupkan kembali kunjungan wisatawan yang sempat menurun selama masa pandemi.

Dengan adanya atraksi yang spektakuler ini, diharapkan kegiatan ini dapat berjalan terus dan tetap menjadi magnet untuk para wisatawan yang ingin mengeksplorasi pesona budaya Keraton Kasunanan Surakarta.

"Harapannya kegiatan bisa berjalan terus. bermula dari pandemi, pegunjungnya sedikit, jadi kita beri sesuatu untuk menarik pengunjung" lanjut Gembong Hadi.

Dengan pesona yang begitu kuat dan semangat untuk menjaga kekayaan budaya, Atraksi Prajurit Keraton Kasunanan Surakarta terus menjadi daya tarik utama kota Solo.

Parade Bergodo yang spektakuler dan beragam warna seragam prajuritnya menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi setiap pengunjung.

Atraksi Prajurit Keraton Kasunanan Surakarta (Dokumentasi Stylo Indonesia)

Selain parade prajurit, ada pun tarian keprajuritan yang ditunjukkan.

Tarian ini memanggil para penari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan berbagai komunitas seni lokal untuk membawa kisah-kisah heroik dari masa lalu.

Salah satu tokoh penting dalam tari keprajuritan ini adalah Suto Wijoyo Aryo Penangsang, seorang pahlawan yang peranannya terkenal dalam Babad Mataram.

"Ceritanya tentang Panembahan Senopati, Babad Mataram, waktu mau menaklukan musuh bernama Aryo Penangsang. Suto Wijoyo setelah menjadi raja, namanya berubah menjadi Panembahan Senopati. Kemudian, berdirilah Keraton Mataram yang berkembang hingga menjadi Surakarta Hadiningrat," jelas KRAT Aris Warsito, Pangarsa Prajurit Keraton Kasunanan Surakarta.

Tari keprajuritan biasanya ditarikan oleh dua orang penari yang memainkan peran-peran yang kuat dalam cerita ini.

Tari ini menggambarkan pertempuran dan perjuangan yang penuh semangat.

Selain tarian Suto Wijoyo Aryo Penangsang ini, ada juga tarian Janaka Cakil, pertempuran epik antara Kurawa dan Pandawa, dan tarian serupa.

Tari keprajuritan bukan hanya sekadar pertunjukan tari biasa.

Ini adalah bagian dari upaya untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali warisan budaya yang sangat berharga.

Para penari dengan penuh dedikasi menggali cerita-cerita dari masa lalu, mempraktikkan gerakan-gerakan yang khas, dan menghidupkan semangat para pahlawan dalam setiap gerakan mereka.

(*)

#SemuaBisaCantik