Muffest+ 2023, Kolaborasi Anggiasari dan Boolao Pamerkan Karya Busana dengan Bahan Ramah Lingkungan

By Ristiani Theresa, Jumat, 10 Maret 2023 | 18:45 WIB
Desainer Anggiasari berkolaborasi dengan Boolao Pamerkan Karya Busana dengan Bahan Ramah Lingkungan di Muffest 2023 (Clara Ristiani/Stylo Indonesia)

Stylo Indonesia - Desainer Anggiasari menampilkan karya busana dengan bahan ramah lingkungan di Muslim Fashion Festival (Muffest) 2023 pada Kamis, (9/3) di The Westin, Jakarta.

Anggiasari atau yang akrab disapa Anggia diketahui menggunakan sisa denim dari garmen local Indonesia atau produk denim yang over stock, reject atau cacat produk pada karya busananya kali ini.

Karya busana Anggiasari di Muffest 2023 dengan total 8 look ini dikombinasikan dengan bahan yang aman terhadap lingkungan, nyaman pada kulit karena mengandung katun 85 - 100%.

Nah, nantinya pada perhelatan New York Fashion Week 2023, AM by Anggiasari juga akan berkolaborasi dengan Boolao, brand yang sama-sama mengusung Konsep Sustainable pada Brand DNAnya.

Boolao mengusung konsep “Shibori on Ecoprint textiles” merupakan perpaduan teknik antara pewarna alami ecoprint dan tiedye dengan desain otentik pada berbagai bahan sutera.

Karya Busana dengan bahan ramah lingkungan kolaborasi Anggiasari dan Baoolao di Muffest 2023 (Clara Ristiani/Stylo Indonesia)

Perhelatan New York Fashion Week 2023, AM by Anggiasari akan mengeluarkan koleksi Autumn Winter 2023/ 2024.

Komorebi berasal dari Bahasa Jepang yang berarti sinar matahari yang masuk melalui celah dedaunan.

Koleksi ini dibuat dengan konsep gabungan tiedye dan/ atau shibori dan konsep ecoprint.

Karya Busana dengan bahan ramah lingkungan kolaborasi Anggiasari dan Baoolao di Muffest 2023 (Clara Ristiani/Stylo Indonesia)

Baca Juga: Muffest + 2023,Desainer Hannie Hananto Pamerkan Koleksi Ready to Wear Terinspirasi dari Surat AL Ashr

 

Shibori adalah teknik tiedye ikat celup manual yang dikenal di Indonesia dengan nama Jumputan atau Sasirangan.

Ecoprinting adalah teknik dimana tanaman (daun dan bunga), ditracing dan meninggalkan bentuk, warna, dan bekas pada kain.

Bahan tanaman yang dibundel di dalam kain dikukus atau direbus untuk melepaskan pewarna alami di dalam tanaman, menciptakan cetakan kontak dalam bentuk daun atau bunga yang digunakan.

Tekstil ini juga terinspirasi dari wastra Indonesia yang mengikuti pola tradisional di Indonesia, memanfaatkan berbagai macam daun dan bunga, serta memberdayakan komunitas perempuan di Desa Sayang, Jawa Barat.

Semua tahapan tersebut merupakan suatu proses pencapaian perubahan transformasi pada manusia melalui suatu tahapan menjadi versi terbaik dalam hidupnya, yang membutuhkan dedikasi dalam prosesnya untuk menghasilkan suatu perubahan, yang tidak selalu menjanjikan, hasil yang baik dan mudah.

Karya Busana dengan bahan ramah lingkungan kolaborasi Anggiasari dan Baoolao di Muffest 2023 (Clara Ristiani/Stylo Indonesia)

Tapi dengan dengan dedikasi dan usaha yang sungguh-sungguh, dimulai dengan proses dan menikmati semua proses transformasinya, bisa dipastikan versi terbaik akan didapatkan. Proses transformasi bentukan baru dari hasil tracing setiap celah dedaunan, yang memperlihatkan sisi perubahan tersebut menjadi inspirasi dalam koleksi ini.

Komorebi merupakan koleksi androgini style, sporty casual, dekonstruksi, simetric-asimetric, oversize, layering.

Koleksi ini diperuntukkan pria dan wanita dengan usia 20 – 45 tahun dengan non-formal atmosphere.

Komorebi memiliki H-silhouette, material yang digunakan berupa silk, katun, organza, linen dan lace.

Motif dengan konsep gabungan Shibori dan ecoprint tekstil dijadikan detail dengan aksen layering. (*)

Baca Juga: MUFFEST+ 2023, Usung Konsep Baru Persembahkan Etalase Produk Fesyen Muslim Unggulan Indonesia