Stylo Indonesia - Program Lorong Wisata oleh Pemerintah Kota Makassar merupakan program yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar bisa mengambil potensi ekonomi melalui lorong wisata tersebut.
Hasilnya, ada banyak UMKM dan budidaya tumbuh dengan adanya program lorong wisata ini.
Salah satunya adalah Lorong Wisata Haderslev di Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Sejak pertama mendapatkan sosialisasi mengenai program ini, reaksi warga sangat antusias.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di Lorong Wisata Haderslev.
Mulai dari bagaimana warga membuat lorong menjadi lebih hijau dengan tanaman, membuat lorong lebih menarik dengan mural, hingga membudidayakan berbagai macam potensi ekonomi di sana.
Di Lorong Wisata Haderslev misalnya, saat ini sudah ada budidaya tanaman berupa sayur-mayur hingga budidaya hewani berupa ikan air tawar dan lobster air tawar.
Syahrial Samsuri, Camat Ujung Pandang Kota Makassar juga menyampaikan banyaknya warga lorong yang kini menjadi pelaku UMKM.
Mulai dari yang bergerak di bidang kuliner, kerajinan, jajanan, hingga budidaya ikan hias.
Salah satu produk UMKM unggulan dari Lorong Wisata Haderslev adalah es krim pakcoy.
Baca Juga: Pengrajin Perak dan Tembaga Asli Makassar, Buat Perhiasan Pengantin Bugis Hingga Jutaan Rupiah
Tujuannya adalah agar bisa dinikmati oleh anak-anak yang biasanya tidak tertarik dengan sayuran.
“Masyarakat di sini dengan kreativitasnya mengolah sayuran menjadi sebuah produk es krim yang bisa dinikmati bukan cuma oleh orang dewasa, tapi juga anak kecil,” ujar Syahrial.
“Melalui es krim ini, kita harapkan anak-anak bisa menikmati sayuran dengan cara yang berbeda,” tambahnya.
Masyarakat tentunya tak berjalan sendiri dalam mengembangkan Lorong Wisata mereka, tapi turut dibina oleh perangkat daerah setempat.
Syahrial menjelaskan, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di Pemerintah Kota Makassar dan punya potensi untuk mengintervensi masyarakat turut dilibatkan.
Mulai dari Dinas Kesehatan yang melihat apakah hasil makanan yang telah diolah masyarakat sudah bersih dan sehat, serta melakukan pembinaan terkait hal tersebut.
Dinas Perizinan turut memantau UMKM yang ada di Lorong Wisata, apakah sudah ada perizinannya untuk berjualan atau belum.
Sebab, produk-produk yang dijual tanpa adanya izin berjualan akan agak sulit untuk dipasarkan.
Dinas Koperasi juga membantu agar produk hasil Lorong Wisata bisa berstandar, mulai dari sertifikasi halal, kemasan, hingga promosi penjualannya.
Menurut Syahrial, pembinaan ini sangat berpengaruh karena sebelum adanya pembinaan di Lorong Wisata, masyarakat belum aktif untuk berjualan.
Namun setelah dibina, Lorong Wisata Haderslev menjadi semakin menarik dan sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Tentunya masyarakat setempat juga ikut menjadi lebih bersemangat untuk membuat olahan-olahan produk dan kreativitas lainnya sehingga mereka bisa berjualan dan mendapatkan hasil dari situ.
Ke depannya, Syahrial ingin mengupayakan agar semua produk yang dihasilkan di Lorong Wisata Haderslev tak hanya bisa dinikmati di tempat saja.
“Bagaimana produk itu bisa kami pasarkan ke luar, tanpa masyarakat harus ke sini, jadi bisa dipesan langsung, mungkin melalui online,” ujar Syahrial.
Nah, itu dia Stylovers ragam UMKM hingga budidaya di Lorong Wisata Haderslev Kota Makassar. Penuh kreativitas yang bisa dicontoh di kota-kota lainnya, ya!
Liputan Stylo Indonesia Heritage di Kota Makassar, Sulawesi Selatan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Makassar dan Induk UMKM Indonesia. (*)