Stylo Indonesia - Seluruh sektor yang ada di Indonesia, terutama UMKM saat ini dituntut untuk harus bisa beradaptasi dan juga bertransformasi secara digital.
Yap, digitalisasi memang merubah cara atau gaya bekerja dan tentunya bisa sangat lebih memajukan ekonomi Indonesia ke depannya.
Bicara soal UMKM, hingga saat ini pertumbuhannya sangat masif sehingga bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia.
Namun sayangnya, ketika dituntut untuk bisa melakukan transformasi secara digital, para UMKM merasa ada banyak sekali kendala akses.
Dari mulai kurangnya pengetahuan teknologi, keterbatasan infrastuktur, serta tenaga kerja yang kurang terampil dalam menggunakan teknologi.
Seperti yang kita tahu bahwa teknologi berkembang secara cepat, ada banyak sekali media yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk memperkenalkan produknya, namun dengan adanya keterbatasan bisa sangat menjadi penghambat segalanya.
Hal ini yang coba didiskusikan pada Program G20 Kompas di Bincang Dua Puluh, pada 27 September 2022 di Fairmont Hotel.
“Tugas kami dari KemenkopUKM saat itu adalah bagaimana membantu mereka untuk usaha, tetap berusaha walau pemerintah tertatih-tatih memberikan segala macam program. Kami mendampingi mereka untuk bisa masuk ke dalam digitalisasi. Kalau bicara soal angka, mungkin sampai Juni tahun ini, ada 12 juta pelaku usaha UKM sudah masuk dalam ekosistem digital.” ujar Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM, Temmy Satya Permana.
Beragamnya UMKM yang ada saat ini tentu saja harus diperhatikan satu per satu untuk bisa didampingi hingga bisa ikut bertransformasi digital.
Namun walau demikian, kebiasaan para UMKM kebanyakan belum siap bila tiba-tiba mendapatkan orderan dalam jumlah yang besar, sehingga mereka sering mengabaikan kualitas.
Alhasil, melihat hal ini ternyata memang masih banyak sekali aspek yang perlu dibenahi.
“Jadi tugas kami selain memberdayakan mereka secara kualitas produk yang mereka jual, juga tentang bagaimana mereka berjualan, hingga bagaimana mereka memanfaatkan teknologi digital itu tetap berjalan dengan kondisi perekonomian yang ada saat ini” jelas Temmy menambahkan.
Ketua Tim Pelaksana DEWG G20, I Nyoman Adhiarna menjelaskan bahwa memang keadaan pandemi ini membuat banyak kondisi UMKM menjadi terpuruk, akan tetapi mau tidak mau harus tetap bangkit kembali.
Maka dari itu, telah banyak disiapkan program-program yang bertujuan untuk mendorong UMKM
“Program-program ini cukup intensif, kurang lebih 6 bulan, dan tentunya ada pendampingan secara langsung. Nah, ini yang kami lakukan, di luar memang kenyataan infrastruktur harus menjadi prioritas” papar I Nyoman Adhiarna.
Menilik dari sisi marketplace, Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo ikut memberikan pandangan terhadap kondisi UMKM saat ini.
Untuk itu, Lazada ikut berupaya dalam memajukan kondisi UMKM dengan mempersiapkan banyaknya program pemberdayaan.
“Lazada punya satu Flagship Program yang disebut Akselerasi Karya Rakyat Digital Indonesia (AKAR). Di mana kami bekerja sama dengan stakeholder yang lain, supaya UMKM mendapat ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana caranya mereka bisa berjualan online.” paparnya.
Baca Juga: Ramadan Cuan: Tips Raup Untung dari Cerita Bisnis Online Skincare Lokal dan Makanan Rumahan
Banyaknya program pemberdayaan yang disediakan oleh Lazada ini tentunya sangat bisa dimanfaatkan oleh para UMKM yang ingin belajar dan berkembang lewat banyaknya kesempatan besar.
CEO & Co-Founder ZM Zaskia Mecca, Haykal Kamil juga ikut menanggapi mengenai UMKM yang dituntut untuk bertransformasi ke dalam ekonomi digital.
Menurutnya, sebagai UMKM yang ingin bersaing lewat digitalisasi, selain harus punya kemauan, penting juga untuk ada kemampuan.
Banyaknya kesempatan program pelatihan yang disediakan harus bisa dicermati untuk menambah kemampuan.
“Bisnis online ini memberikan kesempatan untuk yang mau, dan yang mampu. Karena peluang itu di depan mata, lewat sesama UMKM, pemerintah, hingga marketplace yang membuat kita bisa saling bersinergi untuk bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.” ujar Haykal.
Menjadi Local Brand Hero Award on Lazada Annual Seller Awards 2022, Haykal Kamil dan ZM Zaskia Mecca memang menemukan banyak sekali tantangan dalam menjalankan usaha tersebut, terutama dalam bidang permodalan hingga menyiapkan ide atau inovasi lain ke depannya sehingga bisa lebih banyak menjangkau masyarakat, terutama dari segi fashion muslim.
Bidang permodalan dalam sektor bisnis online sangat dikritisi oleh Haykal Kamil, mengingat regulasi yang sudah ditetapkan sehingga kenyataan di lapangan memang tidak mudah untuk mendapatkan modal, terutama lewat sistem perkreditan di bank.
Untuk itu, memang banyak sekali yang masih perlu dibenahi demi memajukkan UMKM menghadapi ekonomi digital.
Ini merupakan bentuk tanggung jawab bersama agar kegiatan bisnis online bisa semakin berkembang dan tentunya memajukan perekonomian Indonesia. (*)