Stylo Indonesia - Kerajinan ukir limbah kayu ulin adalah salah satu produk ekonomi kreatif dari Belitung Timur.
Seperti yang kita ketahui produk ekonomi kreatif adalah suatu produk yang diproses dengan meningkatkan nilai tambah hasil dari eksplorasi kekayaan intelektual.
Dengan adanya kreativitas, keahlian, dan bakat individu mampu menjadikan suatu bahan baku yang tadinya tidak bernilai menjadi produk kerajinan bernilai jual tinggi bahkan bisa menembus pasar Internasional.
Sama halnya dengan kreatifitas Zulkifli Hasan yang merupakan seorang perajin asal Desa Lilangan, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
Pria berusia 50 tahun itu memanfaatkan limbah kayu ulin dari lokasi penambangan timah untuk pembuatan seni ukirnya.
Nah, membahas soal kualitas rupanya kayu ulin diketahui merupakan kayu yang memiliki kekuatan dan ketahanan yang lama dalam penggunaannya.
Menariknya lagi, kayu ulin juga diklaim tahan serangan rayap lho!
Maka dari itu Zulkifli yang telah menekuni kerajinan ukir selama 23 tahun itu tak hanya menjadikan kayu ulin sebagai produk kerajinan souvenir,
Namun ia diketahui juga memproduksi mebel seperti kusen, jendela dan furniture yang meliputi meja dan kursi.
Menurut perbincangan, harga dari kerajinan ukir limbah kayu ulin yang ia produksi menyesuaikan dengan ukuran dan kesulitannya.
Sejauh ini, ia hanya membuat kerajinan souvenir dan patung berdasarkan pesanan dari konsumen lokal maupun Internasional.
Beberapa konsumen dari negara Brazil, Jepang, Amerika, dan Inggris rupanya sempat menjadi pelanggannya.
Produk kerajinan sovenir yang dipesan para konsumen dari luar negeri tersebut biasanya berbentuk hewan seperti trenggiling, tarsius, hingga ikan arwana.
(*)
Baca Juga: Mengenal Kopi Lilangan Robusta Khas Bumi Laskar Pelangi Belitung Timur