Pengobatan Imunoterapi Diklaim Dapat Kurangi Risiko Kematian Perempuan Karena Kanker!

By Astria Putri Nurmaya, Senin, 27 Juni 2022 | 15:01 WIB
Pengobatan Imunoterapi Diklaim Dapat Kurangi Risiko Kematian Perempuan Karena Kanker! (Freepik.com)

Jumlah kasus baru ketiga jenis kanker tersebut di Indonesia menurut laporan yang sama mencapai 137.274 dengan jumlah kematian 74.276.

Jika difokuskan pada penyakit kanker yang mayoritas menyerang perempuan yakni kanker payudara dan kanker serviks maka dapat disimpulkan banyak perempuan meninggal dikarenakan penyakit ini.

Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP dalam Webinar YKI X MSD Indonesia. (Tangkap Layar/ Stylo Indonesia.)

“Kita perlu menyikapi tingginya kasus baru dan kematian akibat kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia," ujar Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP sebagai Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia.

Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa salah satu terobosan di dunia medis yang merupakan harapan baru bagi pasien kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks adalah adanya terapi pengobatan imunoterapi.

Imunoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target dan kemoterapi.

Hasil uji klinis menunjukkan pengobatan imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, serta mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain.

Pengobatan Imunoterapi juga membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.

Mengenai kanker payudara subtipe triple negative (TNBC), Prof. Aru Sudoyo menyampaikan bahwa dengan perkembangan inovasi pengobatan, mulai tahun 2022 imunoterapi telah disetujui oleh Badan POM untuk terapi TNBC stadium lanjut.

Baca Juga: 7 Rutinitas Bikin Payudara Kencang dan Sehat, Cobain di Rumah!

Dari data uji klinis menunjukan bahwa satu dari dua pasien kanker TNBC mendapatkan manfaat dari terapi kombinasi imunoterapi dan kemoterapi.

“Kombinasi imunoterapi dengan kemoterapi sebagai pengobatan lini pertama bagi pasien TNBC dengan tumor yang memiliki nilai ekspresi PD-L1 tertentu dapat mengurangi resiko kematian hingga 27% dibandingkan dengan pemberian kemoterapi saja,” jelas Prof. Aru Sudoyo.