Hal itu diceritakan Piya membuat bentuk wajahnya berubah, namun ia tetap bersyukur telah sembuh dari penyakit tersebut.
Setahun berlalu, Piya mengalami beauty shaming oleh teman lawan jenisnya karena dianggap tidak sesuai standar kecantikan.
“Dia bilang “Kamu itu jelek, gemuk, tidak seperti perempuan lain yang cantik, meski kamu perawatan sepertinya tidak akan bisa jadi cantik. Lagian kamu jangan mimpi bisa menjadi influencer yang diendorse, siapa juga yang mau endorse kamu, cantik juga enggak,” Saat itu aku langsung kehilangan rasa percaya diri aku,” ujar Piya penuh haru.
Mendengar perkataan tersebut, Piya langsung berpikir negatif tentang dirinya dan membenarkan perkataan sosok tersebut secara tidak langsung.
Berputus asa bukanlah sikap yang tepat dalam menghadapi beauty shaming, ia pun memberanikan diri tampil di media sosial.
“Pada dasarnya aku suka makeup, dari situ aku memberanikan diri untuk membagikan konten soal makeup lewat media sosial pribadiku,” tuturnya.
Tentunya butuh waktu bagi Piya mengumpulkan rasa percaya dirinya untuk menjadi seorang beauty contet creator secara konsisten.
Mencintai diri sendiri dan mengenali potensi diri menjadi awal keberanian Piya serius berkarier sebagai beauty content creator.
Pengalaman Berharga Menjadi Penyintas Beauty Shaming #InspirasiCantik
Pastinya banyak pengalaman berharga yang telah Piya terima dalam hidupnya sebagai penyintas beauty shaming.
Tak dapat dipungkiri dampak negatif Piya rasakan setelah menerima perilaku beauty shaming.