Jurnal Pejuang Haid Khairiah El Marwiah: Sempat Panik saat Mengalami Haid Pertama, Pikiran Jadi Terbuka Setelah Mendapat Edukasi dari Kakak

By Layla Ekrep, Sabtu, 21 Mei 2022 | 08:17 WIB
Jurnal Pejuang Haid Khairiah El Marwiah (Dok. Pribadi Khairiah El Marwiah)

Stylo Indonesia - Hai, Stylovers! Stylo Indonesia kini hadir dengan kanal Jurnal Pejuang Haid yang berisikan cerita pengalaman para sahabat perempuan atau Stylovers mengenai semua masalah terkait menstruasi.

Melingkupi faktor kesehatan dan psikologis serta yang berujung kepada penampilan kulit, Jurnal Pejuang Haid juga akan berbagi tips bagaimana setiap sahabat perempuan atau Stylovers berdamai dengan nyeri haid yang kerap menyerang. 

Jurnal Pejuang Haid yang ke-6 datang dari Khairiah El Marwiah yang sempat panik saat mengalami haid pertama kali. 

Yuk, simak percakapan Stylo Indonesia dengan Khairiah El Marwiah tentang pengalaman seputar haid yang informatif lagi inspiratif, berikut ini!

Apa saja perbedaan gejala atau reaksi tubuh sepanjang siklus haid?

Khairiah: "Siklus haid yang aku alami dapat dibilang teratur serta dapat juga ditebak tanggal datang haid.

Reaksi tubuh yang aku rasakan sebelum haid badan terasa sakit di beberapa bagian, tidur enggak nyenyak, tumbuh jerawat hormonal, serta nafsu makan yang tidak stabil. Setelah masa haid berakhir, semuanya kembali normal lagi dan aku merasa lebih sehat." 

Apa saja cerita yang dialami terkait masalah psikologi seputar siklus haid?

Khairiah: "Seperti perempuan pada umumnya, kalau lagi dalam masa haid aku termasuk sensitif, jadi bawaannya bisa cepat marah atau bisa juga stres enggak menentu."

Baca Juga: Cerita Pertama Kali Berhijab Arum Cahya Putri: Mantap Berhijab Pasca Kelahiran Putri Pertama

Apakah ada cara tertentu dari kamu untuk mengatasi masalah nyeri saat haid?

Khairiah: "Sejauh ini aku lebih suka tiduran atau istirahat penuh kalau misalnya badan terasa sakit dan perut terasa nyeri (kram) saat haid. Karena aku tidak mau bergantung pada obat, jadi aku lebih fokus mengistirahatkan badan saja."

Lebih condong memilih pembalut yang seperti apa?

Khairiah: "Aku biasa menggunakan pembalut yang dijual di minimarket. Di beberapa waktu ketika haid tidak terlalu deras, aku pakai pembalut yang bersayap dan panjangnya standar. Aku merasa terbantu dan tidak khawatir dalam beraktivitas."

Pembalut dengan sayap dinilai aman digunakan saat bergerak atau melakukan aktivitas harian (freepik.com)

Apakah pernah menggunakan alat lain untuk menampung darah haid selain pembalut?

Khairiah: "Saat awal-awal haid waktu SMP aku pernah pakai kain, karena masih takut untuk pakai pembalut. Kalo pakai kain sebenarnya kurang nyaman karena enggak dilengkapi dengan perekat seperti pembalut, jadi khawatir lepas saat berkegiatan.

Tapi akhirnya aku lebih sering menggunakan pembalut pada umumnya karena merasa jauh lebih aman untuk dibawa bergerak."

Baca Juga: Jurnal Pejuang Haid Siti Hutami: Belajar dan Berdamai dari Pengalaman Buruk adalah Salah Satu Bentuk Kesiapan Menghadapi Siklus Haid

Apakah ada pengalaman tidak terlupakan seputar haid yang pernah kamu alami?

Khairiah: "Pengalaman paling berkesan adalah saat pertama kali mengalami haid. Waktu itu aku masih menempuh pendidikan di Pondok Pesantren, kelas 8 SMP. Aku yang saat itu masih memiliki pemikiran yang polos, merasa dikejutkan dengan adanya bercak darah di celana dalam. Aku merasa takut dan khawatir jika menceritakan hal ini pada teman-teman. 

Akhirnya, aku minta waktu izin menghubungi keluraga kepada ustazah, agar aku dijemput pulang dengan alasan sakit. Ketika di rumah, aku diajarkan oleh Kakak bagaimana menghadapi situasi saat haid datang.

Itu adalah pengalaman paling lucu bagiku karena perasaan panik dan bawaannya ingin nangis waktu itu."

Bagaimana kamu menyikapi pengalaman tersebut?

Khairiah: "Karena terjadi saat pengalaman awal aku mengalami haid, aku saat itu merasa sangat panik. Tapi karena sudah dapat nasihat dan edukasi dari Kakak sendiri untuk menghadapi siklus haid, seterusnya aku mulai membiasakan diri dan tidak memiliki kekhawatiran lagi."

Pesan untuk Pejuang Haid di luar sana?

Khairiah: "Karena haid memang menjadi kodrat perempuan, baiknya syukuri dan nikmati saja prosesnya. Sakit dan nyeri pada haid jangan dianggap sebuah beban. Hadapi sakitnya, tangani dengan baik, dan sebisa mungkin hindari rasa malas saat haid melanda. Semangat untuk para pejuang haid!"

Baca Juga: Jurnal Pejuang Haid Ane Setiani: Sempat Menduga Tubuh Mengidap Penyakit Karena Terlambat Mengalami Haid Pertama

Itu dia cerita lengkap perjalanan pejuang haid, langsung dari Khairiah El Marwiah yang telah dirangkum Stylo Indonesia.

Bagi kamu yang juga ingin berbagi cerita mengenai perjuangan menjalani siklus haid dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers yang juga pejuang haid lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Instagram @stylo.indonesia, ya!

Semangat, ya, untuk semua pejuang haid! Stylo Indonesia selalu bersama kamu dan siap mendampingi kamu! (*)

#SemuaBisaCantik