Ishmah: "Siklus haid saya terbilang rutin atau normal sejak remaja. Biasanya saya menandai kalender dalam mengontrol siklus haid."
Apakah ada pengalaman tidak terlupakan seputar haid yang pernah kamu alami?
Ishmah: "Pengalaman pertama haid. Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SMP, dan terjadi ketika sedang bersekolah. Tentu saja waktu itu panik karena tidak menyiapkan pembalut dan sama sekali tidak mengetahui apa itu haid. Darah haid 'bocor' ke rok, apalagi waktu itu rok seragam yang dipakai berwarna putih. Untung saja jarak sekolah ke rumah sangat dekat, jadi waktu itu langsung pulang ke rumah."
Bagaimana kamu menyikapi pengalaman tersebut?
Ishmah: "Menyikapi pengalaman tersebut, saya merasa ternyata pendidikan tentang haid itu sangat penting sejak dini. Sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti itu, sudah mengetahui langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana hal tersebut bisa terjadi."
Pesan untuk Pejuang Haid di luar sana?
Ishmah: "Pesan untuk pejuang haid di luar sana, haid bukanlah hal yang tabu lagi untuk dipelajari maupun dibagikan (sharing). Jika memang ada keluhan yang intens seperti keluhan kesehatan, lebih baik kita berkonsultasi pada pakarnya seperti dokter ahli, agar kita dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan."
Baca Juga: 5 Rekomendasi Koyo Haid untuk Meredakan Nyeri Haid, Wajib Stok!
Itu dia cerita lengkap perjalanan pejuang haid, langsung dari Ishmah Nabila yang telah dirangkum Stylo.
Bagi kamu yang juga ingin berbagi cerita mengenai perjuangan menjalani siklus haid dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers yang juga pejuang haid lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Instagram @stylo.indonesia, ya!
Semangat, ya, untuk semua pejuang haid! Stylo Indonesia selalu bersama kamu dan siap mendampingi kamu! (*)
#SemuaBisaCantik