SukkhaCitta Berbagi Perjalanan Menanam Kapas untuk Pakaian Berkelanjutan Lewat Pameran KAPAS

By Cerysa Nur Insani, Senin, 25 April 2022 | 14:20 WIB
SukkhaCitta Berbagi Perjalanan Menanam Kapas untuk Pakaian Berkelanjutan Lewat Pameran KAPAS (Dok. SukkhaCitta)

Stylo Indonesia - Stylovers, sudah tahukah kamu bagaimana dampak industri fashion terhadap lingkungan dan masalah krisis iklim?

Tanpa disadari, ternyata industri fashion adalah salah satu penyumbang terbesar terhadap masalah pencemaran air bersih, eksploitasi perempuan, dan pemanasan global.

Bahkan perkiraannya, industri fashion menyumbang lebih banyak jejak karbon dibanding negara Jerman, Prancis, dan Inggris digabung menjadi satu.

Untuk memastikan kita tidak mencapai kenaikan suhu sebanyak 1.5C di tahun 2030, kita sebagai masyarakat bumi perlu untuk mengurangi separuh dari emisi ini.

Namun, dengan perkembangan yang begitu cepat, emisi yang dihasilkan justru diprediksi akan meningkat sebanyak 50% dalam 8 tahun ke depan. 

Oleh sebab itu, keputusan yang kita buat dalam banyak hal termasuk dalam membeli pakaian dapat mempengaruhi lingkungan.

Dengan kesempatan ini, SukkhaCitta mengajak masyarakat untuk menelusuri asal dari pakaian yang kita pakai.

SukkhaCitta adalah usaha sosial yang bermisi untuk memberdayakan ibu-ibu di desa sambil merawat alam.

Bersama dengan para pengrajin dan petani kecil, SukkhaCitta menanam bahan baku sendiri dengan cara yang ramah lingkungan untuk kemudian dijadikan benang, kain, dan pakaian.

Baca Juga: Denica Riadini-Flesch: Berdayakan Perempuan dan Pulihkan Bumi, Mulai dari Sustainable Fashion #InspirasiCantik

Kali ini SukkhaCitta menyelenggarakan pameran KAPAS  yang menceritakan perjalanan mereka menanam kapas kembali di Indonesia.

Kapas yang ditanam oleh petani di bawah binaan SukkhaCitta. (Dok. SukkhaCitta)

Tak banyak yang tahu kalau 99 persen kapas yang digunakan di Indonesia saat ini merupakan kapas hasil impor.

Uniknya, SukkhaCitta mendorong program penanaman kembali kapas dengan metode Tumpang Sari, cara bercocok tanam yang mengembalikan hubungan timbal balik kita dengan tanah.

Petani kecil Indonesia telah mempraktikan pertanian regeneratif atau Tumpang Sari selama beberapa generasi.

Bersama dengan Sukkha Citta, saat ini mereka kembali menelusuri metode peninggalan nenek moyang ini, dari agroforestry tradisional hingga rempah-rempah yang digunakan sebagai pestisida alami.

Metode Tumpang Sari secara alami dapat menyeimbangkan siklus karbon antara tanah dan atmosfir.

Dengan menanam berbagai jenis  tanaman secara bersamaan, menggunakan pupuk kompos, dan menghindari menggali tanah yang dalam, metode ini dapat mengembalikan kemampuan  tanah menyerap air dan menyimpan karbon.

Pakaian karya SukkhaCitta yang terbuat dari serat kapas hasil petani dan pengrajin di desa. (www.instagram.com/sukkhacitta)

Di pameran ini, SukkhaCitta juga menampilkan sejumlah koleksi pakaian mereka yang dibuat menggunakan kain hasil kerja keras para petani dan pengrajin di desa ini.

Pameran KAPAS oleh SukkhaCitta bisa dikunjungi di ASHTA District 8 Jakarta dari tanggal 15 April hingga 15 Mei 2022. (*)

Baca Juga: 3 Rekomendasi Brand Fashion Lokal yang Mendukung Sustainable Fashion, Sampai Laku di Pasar Global Loh!