“Gak langsung dapat, mungkin ada empat sampai lima vendor yang enggak bisa aku pakai lagi, and that’s okay, itu bagian dari risikonya,” jelas Maggie.
“Metode untuk membuat kreasi baru sudah harus berubah, aku harus bisa mendesain lebih cepat lagi, lebih efektif lagi,” tambahnya.
Dengan penggunaan tenun Bali pada koleksinya ini, Maggie juga berharap tenun bisa mendapatkan apresiasi lebih hingga banyak digunakan pada kegiatan sehari-hari seperti kain batik.
“Menurutku semakin kita ekspos jenis tenun ini, akan lebih banyak orang memakai tenun di kegiatan yang biasa-biasa saja,” ujarnya.
Maggie mencontohkan hari Jumat sebagai hari Batik, di mana banyak perusahaan atau organisasi mendorong anggotanya untuk mengenakan pakaian Batik di hari Jumat.
Maggie berharap apresiasi yang sama juga diberikan untuk secara khusus menggunakan tenun di hari tertentu.
“Padahal yang batik cuma dibuat di pulau Jawa, bagaimana dengan pulau lainnya di Indonesia?,” tukas Maggie.
Bagaimana denganmu, Stylovers? Tampaknya menarik ya kalau dalam setiap pekan ada hari khusus di mana kita dapat mengapresiasi tenun dengan menggunakannya secara bersamaan? (*)
Baca Juga: Brand Busana Muslimah Fathiyyah Berhasil Mencuri Perhatian dengan Tenun Aceh di Indonesia Hijab Walk