Sukses Mendunia, Intip Koleksi Batik Durian Lubuklinggau JYK di Milan Fashion Week 2021

By Livia, Senin, 18 Oktober 2021 | 15:30 WIB
Sukses mendunia, intip koleksi batik durian Lubuklinggau JYK di Milan Fashion Week 2021. (Paolo Lanzi)

Stylo Indonesia -  JYK merupakan brand fashion berbasis di Jakarta, Indonesia.

JYK berhasil menampilkan koleksinya untuk pertama kali dalam fashion show di Milan Fashion Week pada 21 September 2021.

Bertempat di Palazzo Visconti di Modrone, Milan, Italia, JYK mengangkat tema “Revolutionary Hope” dalam koleksi Spring-Summer 2022 yang terdiri dari 10 look.

Tema tersebut terinspirasi dari gaya punk era 70-an yang dipadukan untuk pertama kalinya dengan kain batik tradisional.

“Milan sebagai kota mode dunia bagai rumah kedua bagi saya. Milan sangat terbuka dengan budaya Indonesia, termasuk batik. Kami yakin dapat lebih optimal mempromosikan Indonesian Heritage di pasar global melalui kota ini, termasuk keindahan batik Indonesia,” ujar Jenny Yohana Kansil selaku desainer JYK. 

Tema “Revolusioner Hope” dimaknai sebagai suatu harapan dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam hidup.

Koleksi ini adalah ekspresi bangkit dari pandemi global Covid-19 dengan melakukan perubahan yang signifikan dan membuat harapan baru sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua makhluk hidup.

Dalam koleksi ini, harapan diwakili oleh motif lingkaran atau bentuk bulat dan juga dalam teknik pola. 

Terinspirasi oleh filosofi batik motif durian, koleksi perdana JYK mengekspos keunikan kreasi motif buah durian dan bunganya yang menjadi hak paten dari Batik Lubuklinggau, batik tulis modern yang dibuat oleh Yetty Oktarina, Istri Walikota Kota Lubuklinggau di Sumatera Selatan.

Pasalnya, kota Lubuklinggau dikenal sebagai penghasil buah durian yang unggul. 

Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, LAKON Indonesia Gandeng Kemenparekraf dan JF3 Gelar GANTARI, Angkat Kekayaan Karya Pengrajin Tradisional!

Potret koleksi batik durian Lubuklinggau JYK di Milan Fashion Week 2021. (dok.pribadi)

Mendukung sustainable fashion, JYK berkomitmen menggunakan kain alami yang berkelanjutan seperti sutra mentah, sutra organza, katun, dan kulit vegan yang terbuat dari limbah kopi dan sayuran.

Batik yang digunakan juga terbuat dari bahan katun dan sutra dengan teknik pewarnaan ramah lingkungan, menggunakan buah pinang, limbah jengkol, dan daun mangga.  

Sejak menciptakan batik durian Lubuk Linggau pada tahun 2013, Rina Prana selaku Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Dekranasda Lubuk Linggau berkomitmen melakukan pengembangan motif dan warna batiknya, termasuk mempromosikan ke tingkat nasional dan internasional. 

“Dengan memperkenalkan Batik Durian Lubuk Linggau ke masyarakat luas turut mendukung kampanye Ayo Nyelong ke Lubuklinggau 23.3.23 yang dicanangkan oleh pemerintah kota Lubuklinggau untuk meningkatkan sektor pariwisata setempat pasca pandemi. Memperkenalkan batik durian Lubuklinggau sekaligus mempromosikan kota Lubuklinggau sebagai kota durian,” papar Rina Prana. 

Usai batik durian Lubuklinggau ikut serta dalam Fashion Week di Milan dan mendapatkan apresiasi yang positif, Rina Prana menyakini batik durian Lubuklinggau siap menuju babak berikutnya untuk menebus pasar mancanegara.

“Suatu kebanggaan bagi masyarakat Lubuklinggau bahwa batik khas daerah kami dapat tampil di ajang internasional. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi pengrajin batik dan UMKM batik di Lubuklinggau,” tutur Rina Prana.

Baca Juga: Memperingati Hari Batik Nasional, Gantari: The Final Jorney to Java di Candi Prambanan

Potret koleksi batik durian Lubuklinggau JYK di Milan Fashion Week 2021. (dok.pribadi)

Partisipasi JYK yang berkolaborasi dengan Batik Lubuk Linggau ini merupakan kegiatan diplomasi batik Indonesia yang turut didukung oleh KBRI Roma.

Jenny Yohana Kansil selaku alumni Istituto di Moda Burgo Milan dipercaya membuka Istituto di Moda Burgo Indonesia di Jakarta dan mendapatkan dukungan pula dari sekolah fashion ternama Italia tersebut.

Kegiatan JYK di Milan Fashion Week juga merupakan bagian dari peringatan 10 Tahun Istituto di Moda Burgo Indonesia. yang diharapkan ini dapat menjadi inspirasi bagi desainer muda Indonesia termasuk siswa dan alumni sekolah mode ini untuk menampilkan koleksi dengan wastra Indonesia di panggung pekan mode dunia sebagai etalase untuk ekspansi ke pasar internasional, seperti tagline “Istituto di Moda Burgo Indonesia: A Runway to The World”. 

“Melalui Milan Fashion Week, kami tak sekadar menampilkan koleksi, namun  membuka peluang dan akses kerjasama ke depannya untuk para siswa dan alumni IMB Indonesia. Biaya yang dibutuhkan pun relatif terjangkau, tidak sebesar seperti anggapan awam selama ini, dan yang terpenting dapat memberikan impact dan value yang sangat besar,” ungkap Jenny Yohana Kansil.(*)