Studi di India Temukan Penurunan Antibodi yang Signifikan, WHO Justru Sebut Vaksin Booster Belum Perlu, Ini Penyebabnya!

By Astria Putri Nurmaya, Kamis, 16 September 2021 | 13:37 WIB
Studi di India Temukan Penurunan Antibodi yang Signifikan, WHO Justru Sebut Vaksin Booster Belum Perlu, Ini Penyebabnya! (Freepik.com)

Sementara itu di Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, tubuh akan kembali membentuk antibodi meski terjadi penurunan titer.

"Antibodi bisa turun tapi selama ada sel memori yang mengingat antigen Covid-19, begitu tertular virus Covid-19, tubuh akan membentuk kembali antibodi untuk memberikan perlawanan," ujarnya, Kamis (5/8/2021).

Vaksin membentuk sistem imun yang bersifat adaptif yang didalamnya terdapat sel memori dan antibodi.

"Sel memori akan bekerja dan merespons apabila terjadi paparan terhadap antigen Covid-19. Dengan adanya sistem imun yang adaptif, ia akan lebih sigap dan lebih cepat menetralisir ketika virus masuk," jelas Nadia.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Dosis ke-3 Diklaim Lebih Efektif Lawan Covid-19 Varian Delta, Ini Kata Ahli!

Lapor Covid-19 juga mengingatkan bahwa alasan vaksin booster diberlakukan adalah untuk melindungi para tenaga kesehatan.

Merekalah yang harusnya mendapatkan vaksin ketiga ini, diikuti para lansia.

Jadi belum perlu untuk masyarakat umum di Indonesia.

Ini diperkuat dengan pernyataan bahwa penguat vaksin Covid-19 tidak dibutuhkan secara luas, kata sekelompok ilmuwan internasional yang dikoordinir oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah laporan baru di jurnal medis.

Laporan tersebut, yang diterbitkan di The Lancet pada hari Senin (13/09/2021), menyimpulkan bahwa bahkan dengan ancaman varian Delta yang lebih menular, dosis booster untuk populasi umum tidak sesuai alias belum diperlukan pada tahap pandemi ini. (Traya/Stylo)(*)

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul, "Studi Terbaru di India Antibodi Covid-19 Akan Turun dalam 4 Bulan Setelah Vaksinasi, Pemerintahnya Pertimbangkan Pemberian Booster, WHO Sebut Belum Perlu".

Penulis: Nikita Yulia Ferdiaz

Editor: Soesanti Harini Hartono