Stylo Indonesia - Bagi Ibu hamil, biasanya lebih selektif dalam memilih skincare, begitu juga ketika hendak pakai obat jerawat saat hamil.
Bermaksud ingin menghilangkan masalah, pertimbangan pakai obat jerawat saat hamil tak hanya bisa dilihat dari satu sisi saja.
Ketika hendak pakai obat jerawat saat hamil, perlu diperhatikan sisi aman atau berbahaya bagi kulit ibu dan perkembangan janin.
Hal ini lantaran, pakai obat jerawat saat hamil bisa memengaruhi perkembangan janin yang sedang di dalam perut ibu.
Dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, "Ketika pertama kali saya meresepkan obat tersebut pada tahun 1980-an, saya sangat hati-hati karena takut akan efek samping dari obat tersebut," Dr David Henry dari Institute for Clinical Evaluative Sciences di Toronto mengatakan kepada Reuters Health.
Baca Juga: Bolehkah Mandi Air Dingin Setelah Tersengat Sinar Matahari? Ini Jawaban Ahli!
Saat ini sejumlah penelitian dari beberapa negara telah menunjukkan bahwa wanita yang diresepkan isotretinoin tidak menyadari atau mungkin mengabaikan tentang anjuran untuk menunda kehamilan hingga perawatan dengan obat tersebut selesai.
Stylovers, menurut Henry dan rekannya, catatan resep yang dibuat dari tahun 1996 hingga 2011 untuk memperkirakan seberapa sering kehamilan terjadi saat wanita menjalani pengobatan dengan isotretinoin.
Baca Juga: 4 Serum Lokal dengan Kandungan Hyaluronic Acid, Ampuh Cegah Penuaan Dini!
Mereka juga melihat berapa pengalaman banyak wanita yang diberikan resep kontrasepsi oral sebelum dan selama menggunakan isotretinoin.
Dari hampir 60.000 wanita yang menerima resep isotretinoin, sebanyak 55 persen tidak mencoba obat obat jerawat dengan dosis yang lebih ringan terlebih dahulu.
Hal tersebut dinyatakan sebagai pelanggaran anjuran penggunaan isotretinoin karena isotretinoin seharusnya digunakan saat obat jerawat dosis rendah sudah tak mempan.
Baca Juga: Mitos Scrub Gula Aman Digunakan Pada Wajah, Simak Fakta Berikut Ini!
Peneliti juga mendapati bahwa hanya sekitar 28 sampai 36 persen wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama pengobatan isotretinoin.
Dari 1.473 kehamilan yang tercatat selama periode studi ini, 118 kasus (8 persen) menghasilkan kelahiran hidup, 290 kasus (20 persen) mengakibatkan keguguran, 1.041 kasus (71 persen) yang berakhir dengan aborsi yang salah satu penyebabnya ialah cacat pada janin, serta 11 kasus (9 persen) dari bayi hidup memiliki cacat lahir.
"Praktisi medis dan pasien harus terus diingatkan tentang risiko isotretinoin untuk janin dan harus mematuhi anjuran penggunaan kontrasepsi yang efektif," kata para peneliti.
"Ada persyaratan yang sangat jelas untuk meresepkan dan mengeluarkan obat jerawat isotretinoin untuk wanita muda," kata Henry.
Yang penting untuk diingat, Henry menekankan bahwa perempuan dan dokter mereka perlu melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan risiko selama kehamilan, dan untuk memantau kehamilan selama dan setelah pengobatan.
"Pada dasarnya, ada tiga pilihan, yaitu tidak hamil selama pengobatan, atau tidak menggunakan resep isotretinoin, atau penggunaan resep isotretinoin perlu izin tertulis dan tes kehamilan," ungkap Dr Bruno Stricker dari Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda, menjelaskan kepada Reuters Health.
Di Amerika, FDA meminta perempuan untuk mendaftar di iPLEDGE untuk melengkapi formulir perjanjian dan menerima konseling tentang risiko yang terkait dengan obat jerawat isotretinoin.
Tentunya, hanya resep terdaftar dan apoteker bersertifikatlah yang bisa meresepkan dan mengeluarkan isotretinoin.
Nah Stylovers, itulah penjelasan mengenai pertimbangan pakai obat jerawat saat hamil.
Pastikan jika seorang ibu hamil hendak memilih produk skincare atau bodycare, pastikan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter, ya. (*)