Stylo Indonesia - Sepertinya hampir semua orang pernah mengalami kesemutan atau mati rasa ya Stylovers.
Biasanya penyebab kesemutan yang paling sering terjadi yaitu di area pergelangan tangan yang secara tidak sadar sering dijadikan sebagai bantalan kepala.
Setelah beberapa saat tangan kamu akan mulai mengalami mati rasa atau biasa disebut kesemutan.
Mati rasa atau kesemutan adalah sensasi tertusuk yang tidak biasa yang dapat terjadi di bagian tubuh mana pun.
Baca Juga: Kurang Konsumsi Sayuran, Faktanya Bisa Timbulkan 5 Penyakit Ini Termasuk Jantung!
Orang umumnya memperhatikan sensasi ini di tangan, kaki, lengan, dan tungkai. Istilah medis untuk mati rasa dan kesemutan adalah paresthesia.
Sebenarnya banyak hal yang dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, termasuk konsumsi beberapa jenis obat.
Hal-hal yang kita lakukan setiap hari terkadang dapat menyebabkan mati rasa, antara lain duduk atau berdiri dalam satu posisi dalam waktu lama, duduk dengan menyilangkan kaki, atau tertidur di lengan.
Ini semua adalah contoh tekanan yang diberikan pada saraf. Begitu kita bergerak, mati rasa akan membaik.
Jika mati rasa dan kesemutan terus berlanjut dan tidak ada penyebab yang jelas dari sensasi tersebut, itu bisa menjadi gejala penyakit yang lebih serius atau cedera, seperti multiple sclerosis atau carpal tunnel syndrome. Perawatan akan tergantung pada diagnosis.
Sebab, selain salah posisi, ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, seperti: gigitan serangga atau hewan, racun yang ditemukan dalam makanan laut, tingkat abnormal vitamin B-12, kalium, kalsium, atau natrium yang rendah di dalam tubuh, terapi radiasi dan obat-obatan, terutama kemoterapi.
Baca Juga: Buah Naga Ternyata Bisa Perangi Penyakit Kronis di Tubuh, Cek Manfaat Menakjubkan Lainnya!
Beberapa penyakit juga menyebabkan mati rasa atau kesemutan sebagai gejalanya. Contoh penyakit ini meliputi diabetes, sakit saraf, migraine, stroke atau serangan iskemik transien (stroke mini), kejang, pengerasan arteri dan tiroid kurang aktif (hipotiroidisme, tiroiditis Hashimoto).
Setiap orang pernah mengalami mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar pada kesempatan tertentu. Kita mungkin pernah merasakannya saat berdiri setelah duduk dalam satu posisi dalam waktu yang lama. Biasanya sembuh dalam beberapa menit.
Namun, kita harus berkonsultasi dengan dokter jika tidak ada penyebab yang jelas untuk terus mati rasa dan kesemutan, merasa pusing atau kejang otot, atau mengalami ruam.
Beri tahu dokter jika gejala di kaki memburuk saat berjalan atau jika buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Dalam beberapa kasus, perasaan mati rasa dan kesemutan atau rasa terbakar dapat mengindikasikan cedera serius atau kondisi medis. Cari perawatan segera jika baru-baru ini mengalami salah satu dari yang berikut ini:
- Cedera punggung, leher, atau kepala
- Ketidakmampuan untuk berjalan atau bergerak
- Kehilangan kesadaran, meski hanya untuk waktu yang singkat
- Perasaan bingung atau kesulitan berpikir jernih
- Pidato cadel
- Masalah penglihatan
- Perasaan lemah atau sakit parah
- Kehilangan kendali atas usus atau kandung kemih sehingga BAB dan BAK tidak terasa
Baca Juga: Waduh! Inilah Gejala Baru Pasien Positif Corona yang Jarang Diketahui
Bagaimana mendiagnosis mati rasa dan kesemutan? Pastikan untuk melaporkan semua gejala, meskipun tampaknya tidak terkait, serta kondisi yang telah didiagnosis sebelumnya. Perhatikan apakah kita baru saja mengalami cedera, infeksi, atau vaksinasi.
Dokter juga perlu mengetahui obat dan suplemen yang diresepkan atau dijual bebas yang kita konsumsi.
Bergantung pada temuan pemeriksaan fisik, dokter mungkin memesan tes tambahan. Ini mungkin termasuk tes darah, tes level elektrolit, tes fungsi tiroid, skrining toksikologi, tes level vitamin, dan studi konduksi saraf. Dokter Anda mungkin juga memesan spinal tap (tusukan lumbal).
Tes pencitraan - seperti sinar-X, angiogram, CT scan, MRI, atau ultrasound pada area yang terkena - juga dapat membantu dokter mencapai diagnosis. (Traya/Stylo)(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul, "Jangan Anggap Enteng Kesemutan, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius".
Penulis: Soesanti Harini Hartono